"Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu." (QS. Luqman: 14)
Ayat ini menjelaskan tentang pentingnya berbakti kepada kedua orang tua dan bersyukur kepada Allah SWT atas nikmat yang telah diberikan. Ibu mengandung anaknya dengan penuh kesulitan dan menyapihnya selama dua tahun, sehingga anak harus berbakti dan bersyukur kepadanya. Begitu pula, anak harus bersyukur kepada Allah SWT karena segala nikmat yang telah diberikan.
Sebening Embun
Karya : Eka Wiyati
Sentuhmu menghangatkan jiwaku
Senyummu menguatkan keyakinanku
Marahmu menjadi semangatku
Doamu menjadi keberkahanku
Terik mentari membakar tak membuatmu menepi
Hujan badai, petir menyambar tak mampu menghalangi
Terjal berliku, penuh duri pun kau lintasi
Duka nestapapun kau jalani
Doa suci selalu kau panjatkan
Tiada henti kau semai harapan
Hinaan datang silih berganti
Namun kasihmu tiada henti
Hanya keyakinan yang kau miliki
Setulus hati kau jalani kisah ini
Kini semua telah terlewati
Kasih suci dan harapanmu telah terbukti
Tapi, apa daya diri ini semua telah berlalu
Belum sempat ku membalas senyummu
Belum sempat ku menghapus air matamu
Belum tuntas ku seka peluhmu
Belum mampu ku hapus deritamu
Belum mampu ku menjadi kebanggaanmu
Tapi Pemilikmu lebih menyayangimu
Air mata ini tiada arti
Kesakitan ini tiada bertepi
Hanya doa dan harapanku sepenuh hati
Agar engkau mendapat tempat terindah dari illahi robbi
Ibu tak cukup pintaku padamu
Tak kan pernah terganti kasihmu
Tak ada lagi doamu untuku
Tanpamu hidupku sendu
Karena engkaulah kehidupanku
Kaki ini tak sekuat dulu, seperti saat engkau di sisihku
Hati ini tak setegar dulu, seperti saat nasihatmu menyentuh qolbu
Senyum ini tak semanis dulu, saat belaianmu menyapu jiwaku
Bukan aku tak rela takdirku, tapi aku rapuh tanpamu
Tak seorang pun tulus menyayangiku
Tiada kasih sebening embun untukku
Menguatkan setiap langkahku
Kasihmu tak kan terganti, tak kan sirna oleh waktu
Kini hanya nisanmu menyayat qolbuku
Mimpi aku rindu bertemu
Ibu, maafkan anakmu
Ibu, kaulah pelitaku
Ibu, kaulah penjelmaan sang pencipta dalam hidupku
Ibu, mengapa secepat ini kau meninggalkanku
Tiada jemu aku merindu
Iri hatiku melihat temanku yang beribu
Hanya doa ku panjatkan untukmu
Agar tenang dan bahagia  di sisi-Nya, mesti hanya seuntai doa untukmu
Wahai temanku, sayangilah ibumu
Jangan pernah kau sakiti dia, cintailah setiap waktu
Bersyukur dan bahagiakan dia selalu
Karena kau tak akan pernah tahu sampai kapan waktumu
Saat dia tak lagi bersamamu, rasa ini kan menyertaimu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H