Mohon tunggu...
Eka Wiyati
Eka Wiyati Mohon Tunggu... Guru - Guru

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sebening Embun

22 Desember 2024   10:47 Diperbarui: 22 Desember 2024   10:49 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ibu tak cukup pintaku padamu
Tak kan pernah terganti kasihmu
Tak ada lagi doamu untuku
Tanpamu hidupku sendu
Karena engkaulah kehidupanku

Kaki ini tak sekuat dulu, seperti saat engkau di sisihku
Hati ini tak setegar dulu, seperti saat nasihatmu menyentuh qolbu
Senyum ini tak semanis dulu, saat belaianmu menyapu jiwaku
Bukan aku tak rela takdirku, tapi aku rapuh tanpamu

Tak seorang pun tulus menyayangiku
Tiada kasih sebening embun untukku
Menguatkan setiap langkahku
Kasihmu tak kan terganti, tak kan sirna oleh waktu
Kini hanya nisanmu menyayat qolbuku
Mimpi aku rindu bertemu

Ibu, maafkan anakmu
Ibu, kaulah pelitaku
Ibu, kaulah penjelmaan sang pencipta dalam hidupku
Ibu, mengapa secepat ini kau meninggalkanku

Tiada jemu aku merindu
Iri hatiku melihat temanku yang beribu
Hanya doa ku panjatkan untukmu
Agar tenang dan bahagia  di sisi-Nya, mesti hanya seuntai doa untukmu

Wahai temanku, sayangilah ibumu
Jangan pernah kau sakiti dia, cintailah setiap waktu
Bersyukur dan bahagiakan dia selalu
Karena kau tak akan pernah tahu sampai kapan waktumu
Saat dia tak lagi bersamamu, rasa ini kan menyertaimu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun