Mohon tunggu...
Eka Wiyati
Eka Wiyati Mohon Tunggu... Guru - Guru

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sebening Embun

22 Desember 2024   10:47 Diperbarui: 22 Desember 2024   10:49 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu." (QS. Luqman: 14)

Ayat ini menjelaskan tentang pentingnya berbakti kepada kedua orang tua dan bersyukur kepada Allah SWT atas nikmat yang telah diberikan. Ibu mengandung anaknya dengan penuh kesulitan dan menyapihnya selama dua tahun, sehingga anak harus berbakti dan bersyukur kepadanya. Begitu pula, anak harus bersyukur kepada Allah SWT karena segala nikmat yang telah diberikan.

Sebening Embun

Karya : Eka Wiyati

Sentuhmu menghangatkan jiwaku
Senyummu menguatkan keyakinanku
Marahmu menjadi semangatku
Doamu menjadi keberkahanku

Terik mentari membakar tak membuatmu menepi
Hujan badai, petir menyambar tak mampu menghalangi
Terjal berliku, penuh duri pun kau lintasi
Duka nestapapun kau jalani

Doa suci selalu kau panjatkan
Tiada henti kau semai harapan
Hinaan datang silih berganti
Namun kasihmu tiada henti

Hanya keyakinan yang kau miliki
Setulus hati kau jalani kisah ini
Kini semua telah terlewati
Kasih suci dan harapanmu telah terbukti

Tapi, apa daya diri ini semua telah berlalu
Belum sempat ku membalas senyummu
Belum sempat ku menghapus air matamu
Belum tuntas ku seka peluhmu
Belum mampu ku hapus deritamu
Belum mampu ku menjadi kebanggaanmu
Tapi Pemilikmu lebih menyayangimu

Air mata ini tiada arti
Kesakitan ini tiada bertepi
Hanya doa dan harapanku sepenuh hati
Agar engkau mendapat tempat terindah dari illahi robbi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun