Mohon tunggu...
Eka Wiyati
Eka Wiyati Mohon Tunggu... Guru - Guru

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Jurus Jitu Menjadi Guru yang Dirindukan

6 Desember 2023   05:51 Diperbarui: 6 Desember 2023   05:56 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jurus Jitu Menjadi Guru yang Dirindukan

Menurut UU Guru dan Dosen no 14 tahun 2005 disebutkan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. 

Oleh sebab itu seorang guru bukan saja hanya mengajar tetapi banyak sekali serangkaian tugas mulia yang harus diselesaikan. Seorang guru harus selalu mengupdate diri, sebab pada dasarnya tidak ada guru kedaluwarsa. Akan tetapi pada kenyataannya masih banyak guru yang  cenderung mempercayakan urusan IT kepada Operator Sekolah (OPS).

Saat ini Indonesia sudah melewati posisi revolusi industri 4.0, atau "cyber physical system" yang merupakan sebuah fenomena dimana terjadinya kolaborasi antara teknologi siber dengan teknologi otomatisasi. Sehingga membawa banyak perubahan di berbagai sektor, termasuk sektor pendidikan.  

Tahun 2023 Indonesia memasuki revolusi industri 5.0, yaitu era kolaborasi manusia & teknologi dalam produksi. Revolusi ini  merupakan babak baru perkembangan peradaban dunia. Maka akan menjadi sebuah keniscayaan jika pada masa ini seorang guru masih menggunakan cara-cara tradisional dan konvensional dalam melaksanakan proses pembelajaran.  

Oleh sebab itu sebagai seorang kepala sekolah yang memiliki kompetensi kewirausahaan, perlu berinovasi agar para guru mampu menggunakan IT dalam proses pembelajaran. Salah satu pemanfaatan IT dalam pembelajaran yaitu penggunaan aplikasi Canva. Program inovasi sekolah dapat dilaksanakan berdasarkan analisis SWOT, yaitu:

1. Kekuatan (straight)
- Kekuatan dari dalam, guru-guru telah  berkualifiksi S1. Mayoritas guru memiliki android.
- Kekuatan dari luar, terdapat jaringan internet yang mudah didapatkan. Adanya dukungan dari kepala sekolah melalui kebijakan untuk peningkatan kemampuan IT  guru.

2. Kelemahan (weaknes)
- Kelemahan dari dalam, guru belum tumbuh kesadarannya untuk penggunaan IT dalam proses pembelajaran.
- Kelemahan dari luar, belum terciptanya lingkungan yang akrab IT serta fasilitas yang terbatas di sekolah.

3. Peluang (opportunity)
Kondisi riil sekolah saat ini yang belum banyak  memanfaatkan IT, salah satunya adalah canva dalam proses pembelajaran. Sehingga jika canva digunakan dengan baik dan benar, itu akan menjadi nilai plus bagi sekolah.

4. Ancaman (threat)
Akan terjadi pembengkakan dana, sedangkan sumbernya hanya dana BOS.

Setelah mengetahui hasil analisis SWOT di atas , maka pada Program Inovasi sekolah akan fokus pada cara meningkatkan kesadaran dan kemampuan IT guru khususnya pemanfaatan aplikasi canva dalam proses pembelajaran. Canva adalah sebuah platform pembuatan desain grafis dan konten publikasi yang lebih mudah dan cepat dari pada software lainnya. 

Tool Ajaib ini bisa digunakan secara online melalui browser desktop atau download aplikasi mobil-nya melalui App atau playstore. Selain itu, canva juga menawarkan dua versi yaitu versi gratis dan versi berbayar (Pro).  Berdasarkan pengertian tersebut maka Canva dipilih sebagai alternatif untuk meningkatkan kemampuan IT guru dalam proses pembelajaran. 

Hal itu karena canva lebih mudah, murah dan cepat dipahami. Setelah kemampuan  IT guru meningkat, maka diharapkan proses pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan. 

Terlebih pada era 0.5 guru bukan lagi satu-satunya sumber belajar dan penguasa dalam proses pembelajaran, namun guru sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran. Maka kemampuan IT sudah menjadi syarat wajib yang tidak bisa ditawar lagi, jika ingin menjadi guru yang dirindukan.

Namun, secanggih apapun teknologi tetap tidak akan mampu menggantikan peran seorang guru seutuhnya. K.H. Hasan Abdullah Sahal menegaskan, "at-thariqah ahammu mina-l-maddah, wa al-mudarris ahammu mina-t-thariqah, wa ruhu-l-mudarris ahammu mina-l-mudarris nafsihi". 

Maksudnya yaitu : materi itu penting, namun metode lebih penting dari materi. Metode itu penting, namun guru lebih penting dari metode. Guru itu penting, namun jiwa/karakter guru jauh lebih penting dari guru itu sendiri.   

Dari ungkapan tersebut, sudah jelas bahwa ruh seorang guru itu jauh lebih penting dari apapun dalam proses pembelajan. Begitupun yang terjadi seideal apapun sebuah peraturan dan kebijakan dibuat, tanpa adanya kesadaran dari seorang guru, maka semua itu tidak akan mengubah apapun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun