Mohon tunggu...
Ilana Rue
Ilana Rue Mohon Tunggu... Lainnya - Freelancer

Saya menyukai fiksi sedari kecil, namun butuh waktu lama untuk akhirnya bisa menulis. Saya mulai menulis pada tahun 2021 di akun wattpad. Awalnya saya menulis hanya sebagai media untuk healing dari rasa stres dan depresi yang saya rasakan. Di awal Juli 2023, nama saya tercantum pada penulis terpilih yang karyanya dibukukan di sebuah antologi cerpen. Sejak saat itu, saya aktif berkarya dan mengikuti lomba-lomba cerpen.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

For You... Infinity And Beyond

27 Agustus 2024   14:54 Diperbarui: 27 Agustus 2024   15:05 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wattpad.com/ilana_rue

Lama Juan menanti. Hingga tibalah jam makan siang. Bergegas ia tinggalkan kursi kerjanya. Meninggalkan Candra yang sedari tadi mengajaknya bicara. 

Di rooftop, angin berhembus cukup kencang. Mengenai rambut panjang Lana yang tergerai. Tetap dilihat berapa kalipun, Lana memang sangat cantik. Ia tersenyum simpul. 

Lana berbalik menghadap Juan. 

"Juan ada apa ini? Apa maksud kamu menanyakan apa yang bisa kamu bantu?" tanya Lana. Mencoba mencari jawaban atas tiap pertanyaan yang mengganjalnya sedari tadi. 

"Aku tidak bisa melihatmu menderita seperti ini. Katakan saja apa yang bisa aku lakukan untukmu?" jawab Juan sambil mendekati gadis itu. 

"Hahaha. Jangan becanda Juan. Baru beberapa hari lalu, kamu memandangku dengan raut wajah ketakutan dan keengganan. Sekarang kamu bertanya seolah peduli padaku. Sebenarnya apa ini?" Lana memandang netra Juan dengan penuh keraguan. Ia tidak marah. Hanya saja semua ini terlalu mencurigakan. Ia tersenyum sinis. 

"Maafkan aku. Sepertinya aku membuat kesalahan besar beberapa hari ini. Tapi sepertinya, saat ini aku sudah yakin. Aku ingin bersamamu. Aku ingin menemanimu. Aku tidak bisa melihatmu tertawa karena orang lain. Candra mendekatimu bukan? Aku tak suka. Sudut hatiku tak mau menerimanya. Aku masih mencintaimu." ujar Juan panjang lebar. Ia mendekati Lana sembari menjabat tangannya. Berharap Lana masih mau bersamanya. 

"Juan. Jangan bercanda. Apa tidak cukup kamu menyakiti hatiku dengan tatapanmu selama ini. Perkataanmu. Lalu sekarang, seolah tak terjadi apa-apa. Kamu berharap semua akan kembali normal? Tidak. Aku kuyang. Aku setan, seperti yang kamu bilang. Jadi mari menganggap begitu." Lana beranjak pergi, namun lengannya sudah lebih dulu ditahan oleh Juan. 

"Lana aku serius." 

Lana tak peduli dengan ucapan Juan yang baginya hanya omong kosong. Ia hempaskan tangan Juan ke udara. Sesekali ia hembuskan nafas kasar. 

"Baiklah. Datanglah ke rumahku nanti malam. Mari kita lihat keteguhanmu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun