Mohon tunggu...
Iswasta Eka
Iswasta Eka Mohon Tunggu... Dosen - Dosen PGSD Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Certified Instructor Hypnotherapy,baru mencoba menulis 7 buah buku, 5 HAKI. Menulis di mass media sejak 1980 tersebar di Surat kabar dan majalah nasional maupun lokal, Tulisan kolom maupun cerpen dalam bahasa Indonesia dan Jawa.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Saya Bingung dengan Duta Pancasila

10 April 2016   08:03 Diperbarui: 10 April 2016   19:17 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Belum lama ini Zaskia Gothik diundang oleh DPR, kemudian oleh Arzeti Bilbina Zaskia diminta memimpin pembacaan Pancasila. Sampai di sini cerrita terkait Pancasila mungkin tidak ada istimewanya. Zaskia menjadi istimewa ketik Abdul Karding meminta sekalian Zaskia menjadi duta PANCASILA.

Terus terang peristiwa ini membuat saya melongo seperti disengat lebah. Lha kok tanpa ada kriteria,tanpa ada pembahasan,ujug-ujug orang Jawa bilang,langsung ditahbiskan sebagai DUTA PANCASILA, dan si penunjuk sudah lupa bahwa Zaskia baru saja tersandung kasus penghinaan lambang negara. Apa ya mimpi ketika menunjuk sebagai duta,meskipun itu hanya dari salah satu partai saja.

Terus terang (lagi) yang namanya duta itu kan harus memenuhi beberapa kriteria,tapi jika tanpa kriteria yang jelas jangan-jangan jadi stereotip, alias lagu lama. Manusia yang ditunjuk sebagai duta anti korupsi ternyata justru korupsi,yang ditunjuk sebagai duta narkoba justru (mantan) pecandu. Apa kalau demikan semua yang ditunjuk sebagai duta dipilih dari mereka yang pernah melanggar atau bertolak belakang dengan apa yang disandangnya.

Rasa-rasanya kok makin aneh-aneh saja tingkah laku pejabat di negeri ini, khususnya mereka yang bercokol di gedung dewan. Ada-ada saja kelakuan yang membuat masyarakat gerah. Macam-macam kelakuan yang betul-betul membuat para pemirsa geleng-gelemg kepala. Kalau mereka masih seperti itu apa ya layak mewakili rakyat. Mungkin sah-sah saja jika kemudian rakyat jangan kaya,cukup diwakili anggota dewan, rakyat jangan korupsi,cukup diwakili anggota dewan, rakyat jangan suka bolos kerja, cukup diwakili beliau yang terhormat. Apa ya kalau seperti itu kemudian rakyat jangan banyak yang celaka,cukup diwakili oleh anggota dewan saja.

Semoga anggota dewan makin tidak aneh-aneh,atau jika makin aneh-aneh semoga rakyat tidak lagi memilih yang suka aneh-aneh, cukup gedung dewan diisi oleh orang orang aneh, tidak harus pintar,tidak harus berpendidikan,tidak harus tahu politik. YANG PENTING ANEH.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun