Bom mengguncang Jakarta hari Kamis kemarin. Aksi teror ini kemudian diiukuti berita,status,tweet yang berseliweran soal bom ini. Beragam komentar yang bermunculan termasuk yang akhirnya menjadi semacam viral. Salah satu yang kemudian menyebar adalah jangan sebarkan berita tentang kejadian bom ini karena ini hanya pengalihan isue soal divestasi saham Freeport, karena kalau menyebarkan berita ini artinya membantu teroris menyebar ketakutan,karena rupiah akan anjlog sampai 17000, dan macam-macam alasan yang lain. BERITA yang menyebar ini memang nampak aneh, kenapa ?
Jika kita mundur ke belakang kita pernah ramai-ramai bicara tentang kepedulian untuk Palestine, lalu muncul viral jangan hanya buat status,jika perlu berangkat ke Palestine membantu menghadapi Yahudi. Saat muncul kepedulian terhadap korban teror di Perancis muncul penolakan kenapa membuat hastag save France,bahkan pakai bendera Perancis di foto profile,sementara kita membiarkan korban di Palestine tanpa berbuat apa-apa (yang ketika ramai-ramai menjadi trending topic juga masih dikomentari dengan nyinyir). Kini ketika masyarakat ramai-ramai membuat SAVE JAKARTA,muncul viral tandingan seperti yang sudah ditulis di awal.
Apakah dengan membaca berita,melihat tayangan tentang teror bom Jakarta kita menjadi takut ? Jawabannya tentu tidak,hingga kemudian muncul lagu KAMI TIDAK TAKUT karya Pandji Pragiwaksono. Takut memang jika kita sendirian,tetapi ketakutan itu tentu akan hilang manakali kita bersama-sama bergandengan tangan. Kemerdekaan bangsa ini direbut bukan dengan ketakutan tetapi keberanian. Oleh karena itu tidak masuk akal jika hanya karena berita soal teror ini membuat rakyat takut dan membantu teroris menyebarkan ketakutan.
Apakah dengan aksi pengeboman itu membuat rupiah anjlog drastis ? Kenyataannya tidak. Artinya viral yang menyebar dan disebarkan tentang STOP BERITA PENGEBOMAN bukanlah hal yang perlu disebarkan,dan sayangnya banyak diantara warga bangsa ini yang termakan dan beramai-ramai ikut menyebarkan. OKE KALAU memang tujuannya agar tidak menyebarkan foto-foto korban,itu memang tidak etis, tapi tentu tidak untuk informasi lainnya,karena bangsa ini tidak akan takut hanya karena kasus bom tersebut, justru rasa takut akan membuat kita menjadi waspada. MARI berpikir jernih untuk tidak terbaswa pada gerakan yang selalu ingin berbeda dengan publik, gerakan waton suloyo, WTS. Dalam kondisi sekarang WTS atau waton suloyo atau yang penting beda ini tak ubahnya seperti SETYO NOVANTO.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H