Kecepatan Penyebaran: Informasi yang salah sering kali menyebar lebih cepat daripada informasi berbasis bukti, karena hoaks cenderung menggunakan elemen sensasional atau provokatif yang menarik perhatian pengguna.
Manipulasi Emosional: Hoaks kesehatan sering kali dirancang untuk memicu emosi seperti ketakutan, kemarahan, atau harapan palsu. Misalnya, klaim bahwa "vaksin COVID-19 menyebabkan infertilitas" memanfaatkan ketakutan masyarakat terhadap risiko kesehatan yang tidak diketahui.
Penggunaan Multimedia: Konten seperti gambar, video, dan infografis sering digunakan untuk meningkatkan kredibilitas hoaks. Materi visual ini cenderung lebih menarik perhatian dan mudah dibagikan oleh pengguna tanpa memverifikasi kebenarannya.
Dampak terhadap Perilaku KesehatanÂ
Paparan informasi salah dapat memengaruhi sikap dan kepercayaan masyarakat terhadap institusi kesehatan, meningkatkan kecemasan, depresi, dan ketakutan ekstrim.
Infodemic, yang sering dipicu oleh hoaks, dapat menyebabkan kepanikan dan keputusan buruk, seperti menunda vaksinasi atau memilih pengobatan tidak terbukti.Â
Selama pandemi COVID-19, hoaks tentang "bahaya vaksin" mengurangi partisipasi dalam vaksinasi meskipun ada bukti ilmiah yang mendukungnya. Informasi yang saling bertentangan juga menyebabkan kebingungan, yang memperlambat pengambilan keputusan kesehatan pada masyarakat.Â
Adanya fenomena infodemic juga semakin diperburuk oleh pesatnya digitalisasi dan peningkatan penggunaan media sosial serta internet. Proses ini memungkinkan informasi untuk menyebar lebih cepat, mengisi kekosongan informasi yang ada, namun juga menguatkan pesan-pesan yang berbahaya dan tidak berdasar.
Berikut adalah beberapa tips untuk melawan hoax dan menjaga kesehatan: