Sekumpulan kelompok anak kecil yang berusia sekitar 10-12 tahun yang bermukim di daerah Puncak Jaya dan Lanny Jaya Papua berkumpul dengan membawa poster para pahlawan asli Papua pada tanggal 10 November 2014 kemarin yang bertepatan dengan hari Pahlawan.
Seorang anak yang bernama Markus Kogoya menyerukan anak-anak tersebut untuk kumpul dalam rangka mengenang jasa Pahlawan dari Papua yang telah memeberikan mereka kehidupan yang terlepas dari penjajahan negara asing sampai saat ini.
Saat saya menjumpai Markus dan bertanya padanya :
Saya : Markus, kenapa ko (kamu dalam bahasa Papua) mau untuk ajak teman-teman ini kumpul mengenang jasa pahlawan? Padahal kan masih banyak saudara-saudara di hutan sana yang mau buat Papua ini merdeka.
Markus : Iyo to, kita ini kan anak Indonesia om. Saya dan teman-teman ini lahir dari nenek moyang berdarah Indonesia, bukan dari OPM dan bukan untuk jadi OPM yang mau merusak hasil pengorbanan Pahlawan Papua yang dulu pernah berjuang untuk rebut Papua ini dari orang asing.
Saya : terus kalau nanti orang-orang yang dihutan sana marah terus serang ko dengan teman-teman ni bagaimana?
Markus : serang sudah to. Saya dengan teman-teman ni tidak takut karena kita punya Tuhan yang selalu lindungi kita. Kita juga tidak pernah ganggu mereka dihutan. Jadi buat apa mau takut sama mereka.
Anak kecil yang luar biasa yang pernah saya temui di daerah puncak jaya ini, dalam jiwanya memang telah tertanam betul Merah Putih. Walaupun masih kecil, tapi dia sudah mempunyai rasa untuk menghargai pahlawan-pahlawan terdahulu yang berasal dari Papua seperti Marthen Indey, Frans Kaisiepo, Silaspapare, dan J. A. Dimara.
Papua yang memang terkenal dengan kelompok OPM sebagai kelompok kriminal yang ingin memerdekakan Papua, namun masih ada bibit-bibit penerus bangsa Indonesia yang masih mau untuk mengenang dan menghargai jasa para pahlawan dan mempunyai jiwa untuk mempertahankan Papua didalam keutuhan wilayah NKRI.