Mohon tunggu...
Eka Putra
Eka Putra Mohon Tunggu... -

merangkai kata dengan fakta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Apa Itu Papeda?

4 November 2014   15:18 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:43 1037
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14150633541186439834

[caption id="attachment_371820" align="alignnone" width="150" caption="sumber gambar : http://anakacil.blogspot.com/2012/05/papeda-itu-nikmat.html"][/caption]

Papeda

Kalau mendengar nama papeda pasti sudah tidak asing lagi bagi masyarakat yang bermukim di Papua, namun bagi masyarakat diluar Papua pasti bertanya-tanya apa sih sebenarnya papeda itu?

Nah disini saya akan mengenalkan sedikit tentang makanan yang bisa dikatakan sebagai makanan favorit di tanah Papua ini, saya pun tahu Papeda ketika saya menginjakan kaki saya di bumi cenderawasih (Papua).

Pada saat itu saya sedang berkunjung ke pulau Biak (di Papua) yang biasa disebut sebagai pulau karang oleh masyarakat daerah sana. Pulau ini tidak begitu besar namun memang sebagian besar pulau ini terdiri dari karang sehingga tanaman pun sulit untuk tumbuh didaerah tersebut. (sedikit pengetahuan ya buat kita)

Nah ketika saya sedang melaksanakan pertemuan di kantor bupati Kabupaten Biak Numfor, sebagian besar yang hadir dalam pertemuan tersebut adalah masyarakat asli Papua. Menjelang waktu makan siang, saya sebenarnya sudah mempunyai planning untuk hunting makanan khas Papua. Namun sepertinya sudah ada seseorang yang membaca pikiran saya sehingga tiba-tiba dia menghampiri saya dan mengajak saya untuk makan siang bersama dengan rekan sekantornya.

Sebut saja namanya alex, dia mengajak saya untuk ikut ke rumahnya bersama rekan kantor lainnya karena kebetulan di rumahnya sedang ada acara syukuran rumah barunya. Mungkin karena wajah saya nampak wajah orang baru sehingga dia mengajak saya.

Ketika tiba di rumahnya dia langsung menyuguhi kita dengan makanan yang terlihat aneh di mata saya. Sambil melamun dalam benak saya berpikir “ini makanan apa? kok bentuknya seperti lem gini”. Secara spontan Alex langsung menepuk bahu saya sambil berkata “jangan melamun kawan, itu namanya Papeda. Pasti ko (kamu) belum pernah makan to” (dia berbicara menggunakan gaya bahasa Papua).

Nah, sambil kita menikmati makanan Papeda itu saya pun sedikit berbincang dengan Alex tentang papeda. Saat saya mencicipi makanan itu memang terasa aneh dilidah saya karena memang saya belum pernah menyentuh makanan seperti itu.

Dengan bentuk yang kenyal seperti lem, papeda dihidangkan dengan ikan kuah kuning. Makanan ini memang terasa aneh bagi setiap orang baru mencicipi papeda ini. Namun ternyata rasa dari campuran papeda dan ikan kuah kuning itu sungguh luar biasa. Memiliki kenikmatan tersendiri yang khas dilidah kita. Rasa untuk papeda itu sendiri saat belum tercampur dengan ikan kuah kuning ternyata tawar.

Singkat cerita, ternyata papeda ini berasal dari pohon sagu yang telah disulap menjadi tepung sagu. Nah, tepung sagu tersebut disiram dengan air panas sehingga terbentuklah papeda. Untuk suhu air panasnya harus pas sehingga papedanya tidak terlalu kental dan tidak terlalu encer.

Jika dikota-kota besar ataupun daerah lainya yang diluar Papua sarapan atau makan siang menggunakan nasi atau roti. Nah, istimewanya itu menu masyarakat di Papua yaitu Papeda inilah pilihan mereka. Karena papeda ini juga memiliki manfaat yang baik untuk membersihkan paru-paru yang kotor, khususnya bagi para perokok.

Bukan hanya itu, ternyata nama papeda juga memiliki arti yang sangat bermakna bagi masyarakat yang ada di pedalaman Papua. setiap diadakan acara-acara adat, pertemuan antar suku ataupun syukuran mereka selalu menjadikan papeda ini sebagai makanan khas untuk pertemuan mereka. Karena mereka memberi arti tersendiri untuk papeda yaitu singkatan dari kata “Papua Penuh Damai”. Hal tersebut karena papeda inilah yang membuat masyarakat di tanah Papua selalu menjadi satu antar suka yang satu dengan suku lainnya. Dan juga papeda ini yang membuat masyarakat di Papua enggan untuk konflik antar suku sehingga selalu berada dalam situasi yang damai.

Itulah sedikit pengetahuan yang saya dapatkan dari teman baru saya (Alex) yang merupakan putra asli Papua yang tahu tentang apa saja yang ada di tanah kelahirannya tersebut. Tidak rugi saya mendapat kesempatan untuk berkunjung ke Papua khususnya ke pulau karang ini (Biak). Walaupun pulau ini memang sangat panas dan gersang.

Jika para pembaca penasaran dengan papeda maka segera luangkan waktu untuk berlibur ke Papua dan menikmati makanan khas Papua ini langsung di tanah Papua. Bukan hanya itu saja, Papua juga memiliki banyak hal yang belum kita ketahui seperti tempat-tempat sejarah yang sempat saya kunjungi selama di sana yaitu Goa Jepang (salah satu peninggalan perang dunia kedua) yang ada di Biak. Memang Papua itu tidak dekat, namun ke luar negeri saja bisa masa ke Papua yang masih satu dalam Indonesia aja kita gak bisa sih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun