Mohon tunggu...
Mr Irfandi
Mr Irfandi Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Pedagang

Selanjutnya

Tutup

Money

Antara Perselisihan Iran-Barat dan Perekonomian

24 Januari 2012   13:18 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:30 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Isu internasional yang saat ini memanas akan sangat berpengaruh pada peta perekonomian dalam 3 – 6 bulan mendatang. Dimulai dengan saling ancam kubu barat yang dimotori si raja perang USA dan anak emas nya Israel yang terus menggempur kebijakan nuklir Iran. Aksi barat yang mengandalkan blokade ekonomi, yang telah dulu diterapkan terhadap negeri para mullah ini, terus dilanjutkan dengan ‘sosialisasi’ blokade minyak Iran kepada para sekutunya, uni eropa. Uni eropa pun merespon dengan ancaman blokade minyak pada juni 2012 ini. Padahal, hampir seluruh negara di UE masih bergantung pada ekspor minyak dari Iran. Terlepas dari krisis utang yang masih menjadi momok, bisa jadi kebijakan UE ini menjadi suatu blunder yang mengarah pada krisis energi.

Sikap keras UE ini, pasti dengan lobi-lobi israel dan USA, tidak dibarengi dengan alternatif pasokan mereka. bisa jadi sikap yang sama akan dilakukan Iran dengan memutus aliran minyak secepatnya, bahkan sebelum UE memperoleh alternatif impor minyak mereka. hal tersebut yang ditakutkan oleh negara-negara di dunia, di mana akan berdampak besar pada harga minyak dunia. Bulan januari ini saja kenaikan sudah mencapai 10 dollar US per barel.

Dampak bagi Indonesia juga akan sangat besar. Terutama untuk APBN 2012, yang menargetkan harga minyak pada 90 dollar per barel. Padahal untuk setiap kenaikan 1 dollar saja, akan membebani anggaran sebesar 430 millar – 530 millia rupiah yaitu pada beban subsidi bahan bakar minyak (BBM). Defisit APBN pun membengkak. Pengamat Kurtubi memperkirakan skenario terburuk akibat perselisihan Barat dan Iran akan menaikkan harga minyak mentah ke level 150 dollar per barel. Sungguh angka yang fantastis. Dipastikan akan ada APBN-P yang diajukan pemerintah untuk mengoreksi asumsi harga minyak tersebut.

Perselisihan ini juga akan sangat berpengaruh pada US election 2012. Pertarungan klasik antara Republik dan Demokrat pasti akan terus menyita perhatian dunia. Demokrat akan berupaya mempertahankan kekuasaan mereka dengan tetap mengusung Barack Obama untuk 4 tahun kedepan. Apabila Obama kembali terpilih, mungkin kebijakan lunak US selama 4 tahun belakangan ini akan terus dipertahankan. Demikian juga dalam mengatasi perselisihan dengan Iran. Namun, yang menakutkan adalah, hampir semua calon dari Republik dipastikan akan berperang jika mereka terpilih. Terlihat sekali pada pemilihan calon untuk partai yang dilaksanakan baru-baru ini. Mungkin mereka masih berfikir bahwa perang akan merangsang pertumbuhan ekonomi US yang masih dalam pemulihan dari krisis 2008 lalu. Yah, semua akan tergantung dari para masyarakat US. Masyarakat dunia hanya bisa menonton pelaksanaan US Ecection ini dengan berharap yang terbaik.

Yang perlu diperhatikan dari perselisihan ini adalah pasar akan terus melihat bagai mana UE memiliki pengganti untuk pasokan mereka. kemudian bagai mana kita pun harus mencermati langkah apa yang akan diambil Rusia dan Cina ditengah perselisihan ini. Dua negara yang kuat dalam ekonomi dan politik ini bisa menjadi ‘tameng’ Iran untuk terus menjalankan program nuklirnya. Terutama Rusia yang selama ini memiliki sikap lunak terhadap Iran.

Sentimen pelemahan ekonomi global pun diramalkan akan terus berjalan. Belum ada hal positif yang bisa memberikan kontraksi pada perekonomian. Bisa jadi perselisihan ini pun menambah dalam jurang perlambatan tersebut. Lagi-lagi kita semua akan terus memperkirakan dan berdoa agar hal-hal yang tidak diinginkan bisa dihindari, terutama untuk Indonesia, outlook yang baik ditambah peningkatan peringkat utang dan stimulus ekonomi MP3ei tahun ini diharapkan bisa menagkal krisis politik dan ekonomi global.  Semoga usaha kebangkitan ekonomi yang diramalkan para analis bisa terus terlaksana tanpa terkena dampak global yang besar, sehingga terus melambungkan  ekonomi Indonesia kedepannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun