El nino dan La nina merupakan kejadian alam yang tidak dapat kita prediksi dan tidak dapat kita hindari. El nino dan La nina tentu memiliki dampak negatif dan positif bagi sektor pangan di Indonesia. Indonesia selalu dilewati fenomena El nino dan La nina setiap tahun.
El nino merupakan fenomena di mana suhu air laut yang ada di Samudra Pasifik memanas di atas rata-rata suhu normal. Hal ini membuat daerah disekitarnya mengalami musim kemarau dan membuat curah hujan menurun. Jika berkepanjangan, banyak tanaman pangan yang kering dan sulit tumbuh. Contohnya seperti padi, padi membutuh air kurang lebih 180-300 mm/bulan.
Sedangkan La Nina adalah peristiwa turunnya suhu air laut di Samudera Pasifik di bawah suhu rata rata sekitarnya. La nina memiliki dampak positif apabila tidak terjadi terus menerus. Namun, jika berlebihan akan merugikan banyak orang termasuk petani. Kerugian yang ditimbulkan seperti gagal panen, tanah longsor, dan banjir.
Cara mengatasi dampak El nino sendiri dengan membuat daerah resapan air dan menghemat penggunaan air. Mengganti tanaman padi dengan tanaman yang tidak terlalu membutuhkan banyak air. Dan untuk meminimalisir dampak dari La nina, yaitu dengan membuat terasering di daerah rawan longsor dan memperbanyak pohon.
Dengan demikian, banyak petani yang mengalami kerugian sebab gagal panen akibat dampak dari El nino dan La nina berkepanjangan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H