Untuk orang dewasa, apa yang ditampilkan oleh televisi itu bukanlah sebuah masalah besar karena mereka sudah mampu memilih mana yang baik dan mana yang tidak baik apa yang ditayangkan di layar televisi. Tetapi bagaimana dengan anak-anak? segala kepolosan yang dimilikinya belum tentu mereka mampu menginterpretasikan apa yang mereka saksikan di layar televisi dengan tepat dan benar.
Pengaruh media terhadap anak makin besar, teknologi semakin canggih & intensitasnya semakin tinggi. Padahal orangtua tidak punya waktu yang cukup untuk memerhatikan, mendampingi & mengawasi anak. Anak lebih banyak menghabiskan waktu menonton TV ketimbang melakukan hal lainnya.
Membiarkan anak bertumbuh kembang dengan membebaskannya menonton acara televisi sebebas-bebasnya sangat berbahaya bagi perkembangannya. Dampaknya memang tidak langsung kelihatan. Namun, kalau kita jeli dan teliti, dampaknya bisa kita rasakan.
Menurut penelitian sebuah akademi dokter anak di Amerika, anak yang dibiarkan orang tuanya menonton televisi akan menyerap pengaruh yang merugikan. Â Terutama pada perkembangan otak, emosi, sosial dan kemampuan kognitif anak. Menonton televisi terlalu dini mengakibatkan proses wiring, proses penyambungan antara sel-sel syaraf dalam otak menjadi tidak sempurna.
Orang tua juga harus jeli dalam melihat program-program acara televisi yang ditonton oleh anak. Cocok dengan usianya atau tidak? bersifat mendidik atau justru malah merusak moral si anak? sebagai orang tua mungkin tidak akan kesulitan untuk langsung melarang seorang anak untuk menonton film-film dewasa yang mengandung unsur seks dan kekerasan secara vulgar. Namun pernahkah orangtua mengamati film-film kartun atau sinetron indonesia yang kelihatannya memang sudah layak menjadi konsumsi anak-anak?
Jadi sebaiknya, jangan membiarkan anak diasuh oleh baby sitter televisi. Â Alih-alih bisa mendapatkan ilmu dari televisi, anak justru sangat mungkin terjadi tidak bisa konsentrasi dan gangguan lain yang lebih komplek pada otaknya. pada usia usia seperti itu, tetap dibutuhkan komunikasi dengan orang tuanya atau orang yang penuh kesabaran dan bertahap mengajak berkomunikasi. Menyanyikan lagu, mengajak bicara, hingga mengajak berdoa bersama akan memberikan pengaruh yang sangat baik bagi pertumbuhan anak.
Eiq Setiawan
Kontributor milkuat.co.id
Kunjungi profile saya di Kompasiana.com/Eiqse
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H