Tulisan ini bukan bertujuan untuk mengubah arah hidup para pembaca sekalian, tulisan ini hanya sebagai bahan perenungan untuk kita semua.
Banyak orang di dunia ini yang sangat menggebu-gebu sekali ingin menjadi kaya, sehingga cara apapun mulai ditempuh agar bisa kaya, bahkan waktu istirahat pun dikorbankan agar bisa memiliki kekayaan berlimpah, waktu kerja pun ditambah oleh perusaan hingga dikenal istilah lembur. Bahkan pekerjaan yang seharusnya dikerjakan dikantor jadi dikerjakan dirumah demi kekayaan materi. Sehingga tidak sedikit yang akhirnya menjadi kaya raya.
Iming-iming mendapatkan kebahagiaan menjadi motivasi untuk bekerja ekstra. Namun benarkah kekayaan bisa membuat kita menjadi bahagia? Coba simak berikut ini.
Kita ambil contoh antara tukang becak dan pengusaha kaya. Maaf yach dijadikan contoh dulu.
Mungkin kita semua sudah tahu kehidupan para tukang becak, hidupnya susah dan kesulitan mendapatkan uang, tetapi mereka hanya sedikit pengeluarannya, jadi biarpun mereka miskin tapi sebenarnya mereka tidak butuh banyak uang.
Pengusaha kaya raya biasanya tidak hanya punya 1 mobil, biasanya juga tidak punya 1 usaha tetapi banyak usaha dan banyak mobil, tetapi tahukah anda bahwa semua yang dimiliki oleh pengusaha itu dibiayai lagi, apa yang mereka miliki ternyata membutuhkan perawatan yang tidak sedikit, semakin banyak properti yang mereka milili maka biayanya semakin tinggi, jadi walaupun punya banyak uang tetap tetap juga akan banyak pengeluaraan yang harus dilakukan.
Dari segi waktu
tukang becak mungkin lebih sedikit waktu untuk bekerja tetapi mereka harus berperang melawan panasnya matahari. Sedangkan pengusaha kaya tidak akan berpanas-panasan, tetapi mereka biasanya punya jadwal kerja yang sangat lama sampai kurang istirahat.
Jadi anda mau pilih jadi orang kaya atau jadi orang miskin?
Salam
http://biologi-news.blogspot.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H