Mohon tunggu...
Cerpen

Pahit yang Memanis

4 Maret 2016   21:03 Diperbarui: 4 Maret 2016   21:08 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Namaku Clara. Bila dilihat dari namaku, mungkin orang berpikir aku adalah seorang perempuan yang cantik dan manis. Tetapi sebenarnya aku hanya perempuan biasa yang jauh dari kata cantik maupun manis. Untuk urusan cintapun, aku memang sangat payah karena dari dulu aku memang sama sekali belum pernah pacaran.
Dari dulu aku mempunyai pikiran bahwa hampir semua laki-laki hanya memandang wanita dari penampilan luarnya saja bukan dari hatinya. Hingga pada suatu hari........
“teng teng teng” bunyi bel sekolah pun berbunyi tanda sudah waktunya masuk kelas. Pintu gerbang sudah setengah tertutup ketika aku sampai di sekolah. Karena aku sudah terlambat aku terburu-buru ketika berjalan sampai aku menabrak seorang cowok hingga aku terjatuh ke lantai.
“kalau jalan pake mata dong!” kata cowok itu dengan angkuhnya sambil berjalan pergi meninggalkanku.
 “sombong banget lo jadi orang!” teriakku tanpa dihiraukan oleh dia. Aku benar-benar kesal dengan cowok itu karena begitu sombongnya dia dan dengan cara bicaranya yang kasar terhadap perempuan. “Aku belum pernah melihat cowok itu sebelumnya. Mungkin dia adalah anak baru yang baru pindah ke sekolah ini” pikirku sambil berjalan ke arah kelas.
 Ternyata dia memang adalah anak baru yang baru pindah ke sekolah ini, dan betapa kagetnya aku begitu aku tahu kalau dia sekelas denganku. Ketika aku melihat dia di dalam kelas, rasa kesalku pun kembali lagi dan aku ingin menghampirinya. Tetapi kuurungkan niatku ketika aku melihat guru yang akan mengajar sudah datang.
 Istirahat pun tiba. Aku berniat ingin pergi ke perpustakaan karena ingin membaca buku untuk menghabiskan waktu luangku disana. Mungkin hari ini memang adalah hari yang sial untukku, karena di perpustakaan lagi-lagi aku bertemu dengan cowok itu.
 Sekali lagi aku kaget karena tiba-tiba dia menghampiriku “hai, kenalin nama gw Chris. Gw mau minta maaf soal kejadian tadi pagi yang udah kasar ngomong sama lo dan pergi gitu aja ninggalin cewek yang lagi jatoh” sapa dia sembari memperkenalkan dirinya.
 “e..eiya gw maapin. Oiya kenalin juga nama gw Clara” jawabku sambil terbata-bata.
 Singkat cerita, setelah kejadian itu aku dan Chris menjadi teman baik dan selalu melakukan hal apapun bersama-sama sampai bisa dibilang dia adalah sahabatku yang sangat baik yang selalu menemaniku di kala sedih maupun senang dan selalu mau mengerti perasaanku dan bagaimana keadaanku. Hingga setelah beberapa lama aku berteman dengannya, aku seperti merasakan sesuatu yang tidak biasa di dalam hatiku. Tetapi aku tidak tahu sesuatu apa itu yang sedang aku rasakan.
 Setiap hari ketika aku melihat dia, aku selalu merasa senang dan kadang aku juga gugup ketika sedang bersamanya. Lama kelamaan aku baru mengetahui bahwa sesuatu yang tidak biasa itu adalah “cinta”.
 Tetapi apakah mungkin aku memang benar mencintainya? Apa dia merasakan hal yang sama denganku? Aah rasanya tidak mungkin dia juga merasakan hal yang sama, karena aku hanyalah cewek biasa sedangkan dia bisa dibilang merupakan cowok yang sempurna. Kata-kata itu selalu terngiang-ngiang dalam pikiranku.
 Suatu hari, pada saat pulang sekolah Chris mengajakku bertemu di taman dekat sekolah. Aku bingung karena dia berkata ingin membicarakan sesuatu yang sangat penting.
 “mau omongin apa?” tanyaku sesampainya di taman.
 “hmm.. sebenarnya aku malu buat ungkapin ini, tapi aku pikir aku emang harus ngomong ini ke kamu” kata dia.
 Aku masih tetap menunggu kata-kata apa lagi yang akan dilontarkan olehnya.
 “setelah sekian lama kita sahabatan, setelah sekian lama kita sama-sama ngejalanin apapun, akhir-akhir ini hati aku ngerasain yang beda. Aku sayang sama kamu,Clara. Kalo kamu emang ngerasain hal yang sama kayak yang aku rasain, kamu tetep diam disini. Tapi kalo emang kamu gak rasain hal yang sama, kamu pergi aja tinggalin aku disini” lanjutnya.
 Aku berdiri mematung karena aku benar-benar kaget atas apa yang dibicarakannya. Sedangkan dia masih tetap menunggu reaksiku. Akhirnya aku memutuskan untuk tetap diam disini karena aku memang juga merasakan hal yang sama dengannya. Melihat aku tetap disini, Chris terlihat sangat senang. Dia tersenyum dan langsung memelukku dengan erat.
 Akhir cerita, aku dan Chris terus bersama-sama. Aku begitu senang karena untuk pertama kalinya aku bisa merasakan cinta dan langsung mendapat cowok yang benar-benar baik buat aku. Aku sangat beruntung mendapatkan dia. Ternyata pemikiranku dulu itu salah, tidak semua cowok yang ada itu melihat cewek hanya dari fisiknya saja. Masih ada cowok yang mau menerima cewek apa adanya walaupun memang jarang ada yang seperti itu.
 Kisahku bersamanya bagaikan pahit yang memanis, berawal dari ketidaksukaan satu sama lain menjadi sebuah kisah cinta nan manis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun