Mohon tunggu...
E 1
E 1 Mohon Tunggu... -

entahlah, mungkin hanya aku dan pemilik aku yang mengerti aku.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kritik dan Hina

3 Februari 2016   04:56 Diperbarui: 3 Februari 2016   05:01 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

adalah saudara kembar beda didikan

namun dengan tujuan yang sama

bagi mereka yang memikirkan

 

adalah perjalanan menuju puncak setuju

jalan berliku penuh kerikil dan lumpur

sampai di tempat tujuan

atau mati di tengah persimpangan

 

adalah sebuah kamar kosong

yang di bangun dengan ketulusan dan teriakan

untuk di dengarkan

 

kami adalah anak-anakmu dan ingin pulang

kami adalah keseimbangan yang dilupakan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun