Mohon tunggu...
Emir Husni
Emir Husni Mohon Tunggu... -

Dosen School of Electrical Engineering & Informatics,\r\nInstitut Teknologi Bandung

Selanjutnya

Tutup

Nature

Pervasive Computing: Terintegrasinya Teknologi Informasi dan Komunikasi ke Dalam Kehidupan Sehari-Hari

13 Januari 2011   13:36 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:38 3445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pervasive Computing disebut sebagai gelombang ketiga dari teknologi computing. Gelombang pertama terjadi sebelum tahun 1970, yaitu era Mainframe Computing. Sebuah computer digunakan bersama banyak orang lewat workstation. Gelombang kedua adalah era Personal Computing (PC), yaitu setelah tahun 1970-an. Satu orang menggunakan satu computer, disaat ini mulailah terjadi revolusi penggunaan computer.

Jika kita membuat perbandingan,komputer pada tahun 1970 hanya terdapat 1000 transistor. Sementara saat ini, dalam sebuah CPU terdapat 1 milyar transistor. Dengan ukuran yang jauh lebih kecil dari mainframe computer, kinerja PC jauh melampaui kemampuan komputer sebelumnya. Dengan kemajuan teknologi, kita dapatkan berbagai jenis komputer dengan ukuran yang kecil seperti: Tablet PC, Smartphone, notebook, dan lain-lain.

Sebagai hasil dari perkembangan teknologi computing, informasi dan komunikasi, munculah gelombang ketiga dimana satu orang menggunakan lebih dari satu computer. Saat ini banyak orang menggunakan PC, notebook dan smartphone bersama-sama. Pervasive Computing adalah konsep yang lahir pada gelombang ketiga ini, yang dapat didefinisikan sebagai peningkatan terintegrasinya Teknologi Informasi dan Komunikasi ke dalam kehidupan manusia sehari-hari dan lingkungannya. Mark Weiser pada tahun1993(waktu itu bekerja pada Xerox Palo Alto Research Center, Parc) adalah yang pertama kali mengemukakan pemikiran tentang pervasive computing, dimana keberadaan komputer sudah tidak dirasakan lagi sehingga komputer dapat menjadi “asisten” yang tidak terlihat untuk penggunanya.

Teknologi Pervasive Computing

Ada 3 bidang yang berkembang secara konvergen dalam Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), yang menyebabkanPervasive Computing mungkin diimplementasikan.

Micro Devices

Devais komputer yang sangat kecil memungkinkan komputer diletakan pada obyek sehari-hari (seperti mug, kursi dan pakaian) tanpa terlihat. Masing-masing komputer dapat berkomunikasi satu dengan lainnya dan bertindak dengan cerdas. Devais-devais tersebut dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu: sensor (devais masukan yang dapat mendeteksi perubahan lingkungan), mikroprosesor (devais pemroses data masukan), dan aktuator (devais keluaran yang merespon pada informasi sebelumnya dengan mengubah lingkungan secara elektronik maupun mekanik).

Konektifitas

Devais-devais yang digunakan dan tersebar saling berkomunikasi satu dengan lainnya dan terhubung ke jaringan global dengan menggunakan teknologi jaringan kabel (ADSL atau Ethernet) maupun tekologi jaringan nirkabel (WiFi, Bluetooth, HSDPA, atau lainnya). Memungkinkan pervasive computing terdapat dimana-mana.

User Interfaces

User Interface adalah titik kontak antara manusia dengan Teknologi Informasi dan Komunikasi. Perkembangan teknologi interface PC saat ini telah mampu menggunakan masukan berupa informasi visual (pengenal wajah), informasi suara (pengenal suara), informasi sentuh (pengenal sidik jari) atau informasi dari sensor-sensor lainnya. Sehingga, manusia dengan Teknologi Informasi dan Komunikasi dapat saling mengontrol satu sama lainnya.

Radio Frequency Identification (RFID)

Selain ketiga bidang teknologi yang telah dijelaskan di atas ada sebuah teknologi penting dalam pengembangan pervasive computing yaitu teknologi RFID. RFID adalah teknologi identifikasi otomatis tanpa memerlukan kontak (nirkabel) dan tidak memerlukan catu daya untuk berbagai obyek (seperti: hewan, tumbuhan, produk, lokasi, manusia, layanan mobile, dan lain-lain) yang telah digunakan pada berbagai aplikasi dalam skala luas.

Umumnya seukuran kartu tanda pegawai (badge) atau berbentuk gelang, yang dikembangkan pertama kali oleh Olivetti Cambridge Research lab. Melalui chip yang ditanamkan ke dalam gelang yang dikenakan para pengunjung, terminal komputer dapat melacak posisi setiap pengunjung. Pintu-pintu secara otomatis terbuka bagi para pegawai yang mengenakan RFID-badge.

Teknologi RFID menciptakan interaksi antara teknologi informasi dan dunia fisik. Pada saat ini RFID banyak digunakan pada supply chain dan dapat digunakan pada skala global dengan menggunakan Global Electronic Product Code (EPC). Sehingga teknologi RFID dapat menjadi solusi teknis dalam pengembangan infrastruktur pervasive computing.

Aplikasi Pervasive Computing

Aplikasi dari pervasive computing meliputi berbagai aspek dari kehidupan sehari-hari (rumah, transportasi, kesehatan, pendidikan, personal, dan lain-lain). Pada saat ini pervasive computing merupakan salah satu topik penelitian terpopuler di dunia. Banyak institusi pendidikan, penelitian dan perusahaan besar di dunia memiliki pusat penelitian dan proyek penelitian pervasive computing, sebagai contoh: Proyek Oxygen dari Massachusetts Institute of Technology (MIT), Microsoft Easyliving, The Aware House dari Georgia Institute of Technology, Pervasive Computing dengan smartphone oleh Nokia Research Center, dan lain-lain.

Pervasive computing diajarkan di Institut Teknologi Bandung (ITB) di Teknik Komputer, School of Electrical Engineering & Informatics, dimana penulis merupakan dosen pengampu. Tujuannya adalah mahasiswa mengerti konsep pervasive computing dan dapat mendesain dan mengimplementasikan aplikasi menggunakan smartphone. Di bawah ini adalah contoh karya mahasiswa untuk pervasive computing, sedangkan informasi visualnya dapat dilihat di website youtube: http://www.youtube.com/watch?v=3Rdoh0_PgIw.

Mobile supply chain management untuk distribusi pada perusahaan softdrink bottling.Aplikasi ini menawarkan solusi yang dapat memonitor proses distribusi perusahaan softdrink Bottling, yaitu dari pabrik (distributor) ke pusat penjualan (supplier), dan mendukung supply chain management secara keseluruhan.Solusi yang diberi nama MOCA ini dapat membantu manajemen distribusi dalam memantau stok barang, serta barang yang keluar dan masuk gudang. Selain itu, manajemen distribusi dapat memonitor transportasi barang dengan melakukan penjejakan (tracking) terhadap kendaraan pengangkut barang. Pihak manajemen dapat mengatur untuk memperoleh alert atau warning saat terjadi sesuatu, misalnya stok barang habis, transportasi terhambat karena kecelakaan, dan lain-lain.

Live package tracking:Sistem Informasi dan Layanan Untuk Proses Pengiriman Paket oleh Jasa Pengiriman Barang. Merupakan suatu layanan yang dapat menyajikan informasi kepada para pengguna jasa pengiriman mengenai status pengiriman, lokasi update pengiriman, nama pengirim, Daftar harga pengiriman dan Berita. Dengan menggunakan konsep komputasi pervasive, perangkat pendukung sistem yang dibutuhkan dalam Live Package Tracking ini adalah mobile handset yang dalam penelitian ini menggunakan Sistem Operasi ANDROID dimana mobile phone ini akan menjadi trend di masa-masa mendatang.

Proses inventori dalam lingkungan pervasive: pembelian obat secara online via mobile phone. Sebuah metode dan implementasi sederhana yang berkaitan dengan proses inventori supply chain obat dalam lingkungan pervasive. Teknologi RFID, spesifik untuk arstitektur Electronic Product Code (EPC) Global Network digunakan sebagai salah satu kunci untuk realisasi. Tujuan dari implementasi ini adalah menerapkan konsep supply chain management dengan memanfaatkan Android handset sebagai media penunjang transaksi. Dari sisi perusahaan diharapkan dapat memberikan percepatan dalam penyedian stock obat. Dari sisi pelanggan diharapkan berguna untuk mempermudah proses transaksi bisnis dalam kondisi dan lingkungan pervasive.

Mobile online library. Menganalisa dan mendesain aplikasi mobile web penyedia layanan ketersediaan buku perpustakaan, mobile online library (MOL). Memberikan detail informasi keberadaan sebuah buku di perpustakaannya, history peminjaman dan pengembalian buku oleh anggota, sehingga dapat memberikan pesan atau peringatan secara online mengenai buku-buku yang sedang dipinjam oleh anggota yang melewati batas waktu pengembalian.

Isu-Isu pada Pervasive Computing

Ada beberapa isu kerekayasaan yang harus dijawab sebelum pervasive computing menjadi realitas.

Privasi. Data pribadi yang direkam dapat tersebar ke publik jika tidak ada privasi dalam sistem pervasive computing. Isu ini sudah dapat dilihat dampaknya pada saat ini, seperti tersebarnya film porno pribadi dalam handphone ke publik.

Keselamatan dan Keamanan. Pada aplikasi pervasive computing pada sistem transportasi terintegrasi, jalan raya dilengkapi devais aktuator yang dapat menginterfensi pada proses mengemudi sehingga kendaraan dapat merespon bahaya lebih cepat daripada manusia (dimana kendaraan akan berhenti otomatis tanpa interfensi pengemudi). Sistem ini juga beresiko tinggi jika software mengalami gangguan, kendaraan dapat berhenti mendadak meskipun tidak ada bahaya sehingga dapat membahayakan pengemudi kendaraan itu dan kendaraan lain juga.

Sudah saatnya para akademisi dan profesional dalam bidang TIK mulai mempelajari pervasive computing mengingat perkembangan yang pesat dalam teknologi informasi dan komunikasi yang mendekatkan kita ke pervasive computing. Saya mempercayai aplikasi pervasive computing sangat besar dan luas di Indonesia karena Indonesia memiliki pasar yang besar dan beragam. Ini adalah peluang besar untuk technopreneur bidang TIK di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun