Mohon tunggu...
Emir Husni
Emir Husni Mohon Tunggu... -

Dosen School of Electrical Engineering & Informatics,\r\nInstitut Teknologi Bandung

Selanjutnya

Tutup

Edukasi Artikel Utama

Aplikasi Mobile BIUTIS untuk Anak Autis

15 Juni 2012   15:31 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:56 1535
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_194926" align="aligncenter" width="600" caption="Ilustrasi/ Admin (shutterstock.com)"][/caption]

Autisme berasal dari kata Yunani “autos” yang berarti self (diri). Kata autisme ini digunakan didalam bidang psikiatri untuk menunjukkan gejala menarik diri.

Autism pertama kali ditemukan oleh Leo Kanner pada tahun 1943. Kanner menyebutkan bahwa autism adalah suatu gangguan perkembangan yang kompleks menyangkut komunikasi, interaksi sosial dan aktivitas imajinasi. Adapun menurut Alberta Learning (2003), autis merupakan gangguan perkembangan seumur hidup yang berdampak pada kesulitan interaksi sosial, komunikasi dan perilaku.

Menurut A. Soekandar. G (2007), Autisme dapat menyerang siapa saja dengan berbagai latar belakang status sosial, budaya dan pendidikan. Autisme empat kali lebih banyak diderita oleh laki-laki dibanding perempuan.

Perkembangan jumlah anak autis di Indonesia cukup meningkat, meskipun belum ditemukannya data resminya, akan tetapi menurut mantan Menteri Kesehatan Siti Fadhilah Supari, pada tahun 2004 tercatat 475 ribu anak autis dan sekarang diperkirakan setiap 1 dari 150 anak yang lahir menderita autisme. Secara kasar ini berarti lebih satu juta orang di Indonesia menderita autisme, baik itu yang sudah teridentifikasi maupun belum (kompas.com, 26 April 2008).

Melihat semakin banyaknya perkembangan anak autis dari tahun ke tahun, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Nasional telah mendirikan pusat pengembangan pendidikan autis di kota-kota besar, yakni di Jakarta, Semarang, Surabaya, Makassar dan di Pulau Sumatera. Adapun tujuan dari didirikannya pusat pengembangan pendidikan autis ini adalah untuk memberikan layanan khusus kepada anak autis.

Sayangnya, pusat pengembangan pendidikan untuk anak autis hanya didirikan dikota-kota besar, padahal anak autis tidak hanya terdiri dari orang kota, bahkan orang desa pun juga ada. Hal ini menyebabkan anak-anak autis yang berada di desa tidak tersentuh.

Aplikasi Mobile BIUTIS

Sebuah aplikasi mobile (BIUTIS) yang ditujukan untuk pembelajaran kosakata untuk anak autis berdasarkan gambar atau suara (musik/audio) yang disenangi anak telah dihasilkan oleh Grup penelitian Technology for Autism dari Teknik Komputer, School of Electrical Engineering & Informatics, Institut Teknologi Bandung yang diketuai oleh Ir. Emir M. Husni, M.Sc., Ph.D. dibantu oleh Budianingsih dan Ida Rachmaniar Sahali.

Aplikasi mobile BIUTIS dibuat menggunakan handphone Android dan diutamakan untuk anak autis di daerah pedesaan berdasarkan kenyataan bahwa belum tersedianya pusat pengembangan untuk anak autis di pedesaan.

Pembelajaran kosakata pada aplikasi Biutis merupakan salah satu bagian dari terapi wicara. Menurut survey yang dibuat oleh Vanessa A. Green lewat Internet pada tahun 2006 terapi yang paling banyak dilakukan untuk anak autis adalah terapi wicara.

Terapi wicara memberikan terapi atau proses penyembuhan pada penderita gangguan perilaku komunikasi yang meliputi kemampuan bahasa, bicara, suara, irama kelancaran, sehingga penderita gangguan prilaku komunikasi mampu berinteraksi dengan lingkungan secara wajar,tidak mengalami gangguan psiko-sosial serta mampu meningkatkan hidup optimal.

13397740311850345216
13397740311850345216
Aplikasi Mobile BIUTIS untuk Anak Autis

Sistem aplikasi pembelajaran yang akan dibangun menggunakan perangkat keras handphone berbasis Android 2.1. Secara umum, pendamping atau orangtua login kedalam aplikasi yang dilengkapi dengan proses otentikasi. Pendamping memasukkan data anak berupa : nama, photo, beserta gambar atau tokoh kartun dan suara (audio/musik) yang disukai oleh anak. Admin juga dapat menambah atau menghapus kategori, gambar dan suara dari kosakata yang akan diajarkan ke anak. Adapun input gambar dan suara kosakata diambil dari kamera, hasil recording atau dengan unduh data dari server yang sudah disediakan. Selanjutnya pendamping atau orangtua bisa keluar dari aplikasi dan anak bisa langsung memulai pembelajaran. Pada sisi anak, tidak ada proses otentikasi untuk masuk bagian pembelajaran. Anak bisa mulai pembelajaran berdasarkan kategori yang diinginkan.

Aplikasi BIUTIS dapat diprogram sesuai dengan rancangan orang tua atau pendamping sehingga dapat disesuaikan dengan program terapi wicara mulai dari level terendah sampai level lanjutan. Pada aplikasi yang didistribusikan kami menyediakan program level dasar yang sesuai untuk anak autis yang belum pernah mendapatkan terapi wicara.

Untuk distribusi aplikasi BIUTIS, kami telah menyediakan website: http://techforautism.org. Peminat dapat masuk ke website tersebut untuk mendapatkan informasi tentang aplikasi BIUTIS.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun