Aku menyadari hidupku kini berbeda. Kegagalan - kegagalan masa laluku bisa aku perbaiki. Aku tahu apa yang aku inginkan. Aku tidak ragu lagi meraih impianku.
Pun dengan Ana yang ternyata ambil jurusan hukum dan masih satu kampus denganku. Aku tidak akan menyia - nyiakan kesempatanku. Aku akan berjuang mendapatkannya.
"Tidak diajak minum?"
"Mereka langsung balik pakde, masih ada kuliah katanya"
"Tapi udah nyimpan nomornya kan?"
"Hahaha...pakde tau aja urusan anak muda".
Sepulangnya Ana dan teman - temannya, aku pun kembali ke warung menikmati kopi yang masih sisa setengah lagi. Ternyata pakde yang punya warung diam - diam memperhatikan kami juga. Dulu aku anggap biasa saja, sekarang aku bisa merasakan perhatiannya ke setiap pengunjungnya.
Aku buka lagi hp ku. Aku cari kontak Ana yang sudah aku simpan tadi dan melihat foto profilnya.
"Hmmmm.... Kau akan jadi penyemangat hidupku" batinku.
***
Aku begitu bersyukur kembali ke sini, tidak kembali ke fase dimana aku harus dilahirkan kembali. Dengan begini aku bisa mengingat yang telah aku lalui dan mungkin bisa memperbaikinya.
Aku juga bisa mengingat bagaimana aku meninggalkan dimensi hidupku sebelumnya. Aku masih sempat melihat tubuhku tergeletak kaku berlumuran darah di tengah jalan. Aku masih sempat melihat kerumunan orang mengelilingi tubuhku hingga aku tiba - tiba berada di sini.