Mohon tunggu...
eviana hikamudin
eviana hikamudin Mohon Tunggu... Peneliti -

Peneliti di Puspendik Balitbang Kemdikbud

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Hasil Belajar Siswa Menurut Psikometri (Teori Klasik vs Teori Modern)

16 Februari 2016   23:09 Diperbarui: 17 Februari 2016   00:00 408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh:  Eviana Hikamudin

Peneliti Muda Puspendik Balitbang Kemendikbud

Metode untuk memperoleh data yang akurat merupakan hal yang sangat penting dalam ilmu pengukuran. Hal ini terkait dengan tingkat kepercayaan terhadap hasil pengukuran tersebut. Pengukuran adalah pemberian bilangan kepada atribut dari subyek menurut aturan (Naga, 2013: 1). Yang dimaksud atribut dalam definisi tersebut adalah sasaran ukur dari subyek yang diukur. Secara konseptual dalam ilmu pengukuran mental (psikometrika) atribut dapat dibedakan menjadi atribut manifes (nilainya dapat langsung diukur).

Misalnya ketika kita mengukur seorang individu (manusia), yang menjadi subyeknya adalah individu itu sendiri, sedangkan atribut manifesnya adalah: tinggi badan, sekor ujian, sekor kuesioner, dll. Jenis atribut lainnya adalah  atribut laten (nilainya tidak dapat langsung diukur) seperti: sikap, kepribadian, atau hasil belajar siswa. Atribut laten hanya dapat diukur secara tidak langsung yaitu dengan cara mencari atribut manifes yang sepadan dengan atribut laten yang akan diukur.

Hasil belajar siswa merupakan salah satu contoh atribut laten yang dapat diukur secara tidak langsung. Biasanya untuk mengukur hasil belajar siswa digunakan tes untuk memperoleh atribut manifesnya (sekor ujian). Selanjutnya sekor ujian tersebut diinterpretasikan sebagai hasil ukur keberhasilan belajar siswa. Terdapat dua parameter yang dapat diukur dari sekor ujian yang diperoleh yaitu parameter butir (taraf kesukaran, daya pembeda) dan parameter kemampuan.

 [caption caption="Kesepadanan dalam mengukur atribut laten (sumber: penulis)"][/caption]Yang harus menjadi perhatian dalam mengukur hasil belajar siswa adalah validitas pengukurannya. Tingkat ketepatan dalam mengukur kesepadanan antara sekor ujian dengan hasil belajar siswa merupakan ukuran penting dalam pengukuran atribut laten.

Terdapat dua pendekatan dalam menentukan tingkat kesepadanan antara hasil belajar siswa dengan sekor ujian. Pendekatan pertama adalah dengan menggunakan teori klasik (Classical Test Teory). Dalam pendekatan teori klasik karakteristik (parameter) butir (item) ujian sangat tergantung pada parameter kemampuan kelompok siswa yang dikenai tes (group dependent). Bila kelompok yang dikenai tes adalah siswa yang kemampuannya tinggi, maka item ujian akan tampak mudah dan memiliki taraf kesukaran rendah (persentase siswa yang dapat menjawab dengan benar relatif besar).

Sebaliknya bila kelompok yang dikenai tes adalah siswa yang kemampuannya rendah, maka item ujian akan tampak sulit dan memiliki taraf kesukaran tinggi (persentase siswa yang menjawab dengan benar relatif kecil). Dengan demikian pada teori klasik taraf kesukaran butir bergantung pada kemampuan siswa dan kemampuan siswa bergantung pada taraf kesukaran butir. Antara taraf kesukaran butir (parameter butir) dan kemampuan siswa (parameter kemampuan) terjalin tidak terpisahkan. Ketergantungan inilah yang menjadikan teori klasik memiliki kelemahan dan kesulitan dalam memperoleh data dengan akurasi yang tinggi di dalam pengukuran sehingga dapat mengurangi manfaat hasil pengukurannya.

Pendekatan kedua adalah dengan menggunakan teori modern (Item Response Theory). Dalam penerapan teori modern, karakteristik item ujian tidak lagi tergantung pada kemampuan kelompok siswa (group independent). Hal inilah yang merupakan perbedaan utama antara teori modern dengan teori klasik. Menurut teori modern, kelompok siswa yang memiliki kemampuan tinggi akan memiliki peluang (probabilitas) yang lebih besar untuk menjawab item dengan benar dibandingkan dengan kelompok siswa yang kemampuannya rendah.

Pada teori modern terdapat pemisahan antara taraf kesukaran butir (parameter butir) dengan kemampuan siswa (perameter kemampuan). Berapa pun kemampuan siswa tidak akan mempengaruhi taraf kesukaran butir dan sebaliknya seberapa pun taraf kesukaran butir tidak akan mempengaruhi kemampuan siswa. Dengan demikian keterbatasan-keterbatasan yang ada pada teori klasik dalam mengukur hasil belajar siswa dapat ditutupi dengan menerapkan teori modern sehingga dapat meningkatkan akurasi pengukurannya.

Apabila paradigma yang digunakan dalam pengukuran adalah teori klasik, maka sekor ujian yang dihasilkan belum dapat menggambarkan kemampuan siswa dalam menjawab setiap butir soal ujian. Sedangkan apabila yang digunakan adalah paradigma teori modern, maka sekor ujian tersebut dapat diolah melalui metode estimasi sehingga dapat menggambarkan kemampuan siswa yang sebenarnya dalam menjawab setiap butir soal.   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun