Selanjutnya, rasa bangga harus mulai ditimbulkan dalam pembahasaan di tanah melayu. Tidak perlu malu ataupun kurang komunikatif dalam bersosialisasi dengan masyarakat besar yang ada di Riau.Â
Bahasa melayu tersebar dan memiliki aksen serta pola kata disetiap kabupaten yang ada di Riau seperti, Bahasa Kampar dengan aksen yang paling berbeda, Bengkalis sampai ke Rohil yang mengadopsi Bahasa melayu pesisir, Inhu dan Pelalawan dengan aksen Bahasa melayu daratannya, hingga ke Kuansing yang mengadopsi Bahasa melayu kontemporer dengan percampuran Bahasa minang. Inilah suatu kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Riau pada umumnya, salah satu provinsi dengan pengguna Bahasa melayu terbesar yang ada di Indonesia, selain dengan provinsi kepulauan Riau tentunya.
Manusia dengan kultur melayu harus tetap berkembang, khususnya di Kota Pekanabaru. Menerima pengaruh tentu tetap saja boleh, namun penulis lebih sepakat pengaruh untuk sama sama besar dan berkembang. Tidak dengan keruntuhan salah satu budaya besar yang ada, kemudian akan hilang di telan bumi. Desrussion (perbaikan pengetahuan lama) tentu sangat kita butuhkan, tetapi tidak untuk Bahasa. Bahasa yang merupakan karakter serta ciri khas melayu, hinggah terjelaskanlah seorang melayu adalah insan yang berbahas melayu itu sendiri. Â Â Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H