Mungkin, tulisan ini seharusnya di posting di awal saya bergabung dengan kompasiana.
“Kompasiana? Itu apaa?“
Itu pertanyaan yang muncul ketika kali pertama awal mata kuliah jurnalistik dimulai. Rata-rata mahasiswa belum mengetahui apa itu Kompasiana, begitu pun dengan saya. Seketika itu pula, dosen kami langsung menjelaskan apa itu kompasiana dan langkah-langkah membuat kompasiana serta batasan memposting tulisan dalam sehari. Awalnya kami tidak mengetahui apa itu Kompasiana dan untuk apa. Ternyata kompasiana adalah sebuah media dimana tempat bertukar infomasi dan berbagi wawasan dan ilmu pengetahuan dan menulis bertanggung jawab penuh atas tulisannya. Akhirnya, kita semua di tugaskan untuk memposting tulisan apapun di Kompasiana sebagai tugas mata kuliah jurnalistik untuk mengumpulkan 300-400 point. Kriteria menulis di kompasiana yang di anggap memenuhi syarat untuk dinilai adalah tulisan terdiri minimal 500 kata. Seketika saya dan temen-teman kaget ketika mendengar 500 kata, “WOW, banyak banget” semuanya bergumam. Tentunya dengan point yang variatif, terlebih jika tulisan kita highlight atau headline.
“Eh, udah posting berapa”?
Itu pula pertanyaan yang sering di lontarkan teman teman sekelas ataupun teman-teman sesama mahasiswa baru ilmu komunikasi. Karena kita mempunyai tugas yang sama yaitu memposting tulisan di Kompasiana. Semua teman sekelas berlomba-lomba membuat tulisan untuk memenuhi tugas kompasiana, walaupun mereka, khususnya saya memang belum terbiasa menulis. Tapi disini kita belajar bagaimana cara menulis yang dapat di pertanggungjwabkan. Dosen kami pun menjelaskan bahwa tugas menulis di Kompasiana merupakan tugas yang deadlinenya sampai akhir semester desember nanti.
“Tulisan lu udah ada yang highlight belum?” Atau udah headline?”
Highlight dan headline adalah dua kata yang sering ditujukan kepada orang yang sudah memposting tulisan di kompasiana. Maklumlah, kami masih kompasianer pemula yang apabila tulisan kita di labeli highlight ataupun headline adalah kebahagian yang luar biasa dan nantinya akan mendapatkan poin 50. Point 50 lumayan untuk mempercepat dalam rangka pengumpulan mencapai 300 point hehe. Walaupun tulisan saya juga belum ada yang dilabeli highlight ataupun headline hehe. Tidak apa-apa, walaupun tulisan saya belum ada yang highlight ataupun headline tapi hal tersebut tidak membuat saya patah semangat dalam berlatih terutama untuk mengejar dan mendapatkan point untuk tugas jurnalistik. Terlebih lagi karena dengan menulis di kompasiana adalah langkah awal untuk belajar menuangkan gagasan yang ada dalam isi kepala. Walaupun seringkali dalam menulis sering terjadi ‘buntu ide’ dan itu hal yang wajar, toh penulis yang terkenal pun sering mengalami ini apalagi saya selaku penulis pemula hehe.
“Yang di nilai itu proses, bukan hasil”
Itu adalah kaya yang sering saya gunakan apabila ada teman yang menanyakan perihal highlight atau headline. Tak masalah belum highlight atau headline karena memposting adalah suatu proses belajar dan highlight ataupun headline adalah hasil dari proses belajar. Selama kita mau berproses, Insha Allah hasil akan mengikuti.
“Kompasiana. Sebuah awal”
Saya bergabung di Kompasiana belum lama,kurang lebih masih sekitar sebulan dan baru ada sedikit tulisan yang bisa saya bagi dalam proses belajar. Saya yakin apabila kita sering berlatih untuk menulis lambat laun kita akan terbiasa. Apabila dalam kompasiana bisa langsung di posting dan dapat langsung dibaca. Kompasiana adalah media awal yang saya gunakan untuk menulis, siapa tau saja apabila sudah terbiasa menulis disini, saya dapat menjadi penulis sungguhan Aaamiin hehe. Karena Raditya Dika pun menjadi penulis sungguhan awalnya dia juga menulis tulisan-tulisan kocak dan lucunya di blog milik pribadinya, itu pula harapan sayaa kedepannya. Salam hangaaaat untuk kompasiana
Salam Hangat dari Pemula Kompasianer
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H