Kuliah, Satu kata yang paling di tunggu-tunggu anak-anak SMA. Tidak ada alasan yang mendasar mengapa mereka ingin segera kuliah. Alasannya satu FTV. Iya FTV. Karena mayoritas anak SMA selalu menonton FTV di channel ‘satu untuk semua’ yang menanyangkan tentang percintaan anak muda jaman sekarang.
Sebelum dilabeli dengan label ‘mahasiswi’ saya sempat berpikir apakah benar kuliah seperti di FTV? Identik dengan romantisme percintaan, PDKT, jalan-jalan, yang miskin atau yang berasal dari desa di kucilkan, berangkat pulang kuliah dianter pacar, kemana-mana bareng pacar, kuliah hanya duduk mendengarkan penjelasan, pulang kuliah ngemall, beli ini beli itu. “Memangnya iya kayak gitu?” itu pertanyaan yang selalu hadir ketika menjadi siswa SMA. Kebanyakan anak-anak SMA termasuk saya pun penasaran dan ingin segera merasakan duduk di bangku kuliah. Walaupun mungkin tak seindah di FTV, tetapi tetap saja ingin segera berganti status dari ‘siswa’ menjadi ‘mahasiswa’. Karena kuliah identik dengan kebebasan, hidup di kostan, jauh dari orang tua, tidak ada adik yang menyebalkan, tidak ada kaka yang senang menjahili, di kostan hanya sendiri, tidak ada yang memarahi.
Sekarang saya telah sedikit merasakan bagaimana menjadi seorang mahasiswi. Ternyata memang tak seindah kuliah di FTV Mengapa? Check it out..
PDKT, Romantisme percintaan
Kuliah di Ftv identik dengan percintaan, pdkt-an. Padahal yang saya rasakan sekarang-sekarang ini tidak seperti itu. Biasa-biasa aja. Romantisme cinta? Memang ada tetapi tidak se lebay yang ftv tayangkan.
Ngemall, beli ini itu
Budaya nongkrong-nongkrong anak-anak berkelas borju di Mall, atau caffe. Padahal pada kenyataannya, jarang sekali mahasiswa yang nongkrong di Mall atau caffe-caffe ternama. Malah tempat tongkrongan mahasiswa identik di tempat-tempat yang biasa-biasa saja dalam segi makanan dan biaya hehe. Jikalau di Jogja, tempat tongrongan favorite mahasiswa itu di ANGKRINGAN atau malah di Warung Burjo (Bubur kacang ijo). Hehe. Kenapa saya contohkan Jogja? Karena saya kuliah di Jogja hehe
Less duty, more hang out
Pemberian tugas dengan deadline yang minim waktu tidak di tayangkan Padahal, dalam kenyataanyan tugas yang di berikan kepada mahasiswa sangat banyak, atau bahkan bertubi-tubi. Tugas yang ini belum selesai di garap, udah dikasih tugas yang lain. Jangankan ngemall, nongkrong-nongkrong, yang ada hanya deadline, deadline dan deadline.
“Semakin tinggi pohonnya, semakin kencang pula angin yang bertiup” dan “semakin tinggi jenjang pendidikan yang ditempuh, semakin banyak pula deadline-deadline yang diberikan”. Iya kan?
Diskriminasi antara mahasiswa kaya dan mahasiswa miskin
Di Ftv, diskriminasi antara mahasiswa kaya dan miskin sangatlah jelas. Padahal sebenarnya mahasiswa kaya ataupun miskin sama saja jika di kampus. Tidak ada permusuhan antara mahasiswa miskin dengan mahasiswa kaya. Mungkin perbedaan style tetap ada tetapi tidak kontras seperti yang di tayangkan ftv.
Berangkat pulang di anter pacar
Yang di tayangin ftv memang selalu indah. Berangkat pulang di anter pacar, pergi jalan-jalan bareng pacar padahal boro-boro begitu. Yang ada jalan kaki, kalo malas jalan nyari tebengan ke teman yang motornya kosong.
Tulisan ini dibuat bukan untuk menggurui ataupun menjelekkan FTV, tetapi ini berdasarkan pengalaman yang saya rasakan bahwa kuliah tidak seperti FTV. Terlebih anak kost, kontras sekali. 180 derajat perbedaanya.
Terimakasih. Kritik dan saran
Rate and comment please.
sumber gambar: Google.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H