Mohon tunggu...
Egit Tiana Puspita
Egit Tiana Puspita Mohon Tunggu... Guru - Guru

Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pembelajaran Berdiferensiasi sebagai Strategi Mencapai Tujuan Pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka

8 Oktober 2023   23:02 Diperbarui: 8 Oktober 2023   23:06 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pembelajaran Berdiferensiasi
Pendidikan merupakan salah satu aspek penting bagi kemajuan bangsa dan negara. Pendidikan dapat dikatakan sebagai alat untuk mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan bagi seluruh umat manusia. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan seluruh potensi yang ada pada diri manusia melalui proses pembelajaran. Mendukung proses pendidikan sangat penting untuk menyiapkan sumber daya manusia yang bermutu.

Sumber daya manusia yang bermutu sangat diperlukan untuk mendukung program pembangunan agar dapat terlaksana dengan baik. Disinilah dibutuhkan pendidikan yang berkualitas untuk mendukung cita-cita bangsa dalam memiliki sumber daya yang bermutu. Pendidikan yang berkualitas tidak hanya melibatkan penguasaan pengetahuan dan keterampilan saja, namun juga pembentukan sikap dan karakter yang unggul. Karakter yang unggul dapat membantu manusia dalam kehidupan karena tercapainya keberhasilan tidak hanya ditentukan oleh pengetahuan dan kemampuan teknis (hard skill) saja, namun lebih ditentukan oleh kemampuan mengelola diri dan orang lain (soft skill) (Suwartini, 2018).

Satuan pendidikan belum sepenuhnya mengembangkan kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik pada masing-masing sekolah. Peserta didik pada tiap sekolah memiliki tingkat kesiapan belajar, gaya belajar, minat, dan bakat yang berbeda-beda. Dampaknya, peserta didik memerlukan layanan pembelajaran yang berbeda-beda agar dapat memahami materi pembelajaran dan kompetensi yang dicapai sesuai dengan karakteristik dan keunikan yang dimiliki sehingga dapat berkembang secara optimal (Fadilla et al., 2021). Hal ini menjadi fokus pemerintah untuk melakukan perubahan kurikulum dengan menyesuaikan pada kondisi yang ada. Salah satunya adalah mengembangkan adanya Kurikulum Merdeka.

Kurikulum Merdeka adalah sebuah kurikulum yang akan diterapkan sesuai dengan kebutuhan, kondisi lingkungan, dan memiliki tujuan utama untuk mencapai kompetensi yang diinginkan (Fitriyah et al., 2022). Pada Kurikulum Merdeka, peserta didik diberi kesempatan untuk belajar sesuai minat dan bakatnya. Pembelajaran menggunakan Kurikulum Merdeka diharapkan dapat membuat peserta didik berkembang sesuai kemampuan dan potensi yang dimiliki (Rahayu et al., 2022).

Kurikulum Merdeka merupakan perwujudan dari pemikiran filosofis Ki Hajar Dewantara mengenai konsep merdeka belajar yang berorientasi pada peserta didik melalui pendekatan pendidikan yang holistik. Konsep merdeka belajar menurut Ki Hajar Dewantara adalah proses memanusiakan manusia, sehingga harus memerdekakan manusia dan segala aspek kehidupan baik secara fisik, mental, jasmani, dan rohani. 

Istilah "merdeka belajar" menggambarkan sebuah lingkungan belajar yang tidak menempatkan penekanan pada pencapaian nilai atau skor tertentu bagi peserta didik selama proses belajar mereka. Artinya tujuan pembelajaran tidak hanya mencapai nilai tertinggi atau mengikuti kurikulum yang telah ditetapkan, tetapi juga untuk mengembangkan potensi peserta didik secara menyeluruh dan memperkuat minat mereka dalam pembelajaran. Konsep ini mengajarkan peserta didik untuk memotivasi diri sendiri dalam belajar dan mengambil tanggung jawab atas pembelajaran mereka sendiri.

Konsep merdeka belajar dalam pandangan Ki Hajar Dewantara memiliki kesamaan dengan sistem among, di mana pendidikan harus mendukung kebebasan alami anak dalam berkreasi, berkarya, dan berpikir. Peran pendidik dalam pembelajaran paradigma baru meliputi beberapa hal, seperti merancang rencana pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik, bekerja sama dengan anggota sekolah lainnya untuk memfasilitasi pembelajaran yang sesuai dengan tingkat pencapaian dan karakteristik peserta didik, memberikan umpan balik untuk memperbaiki proses pembelajaran, mendokumentasikan hasil pembelajaran, dan menganalisis data hasil penilaian untuk menentukan pencapaian kompetensi peserta didik dalam jangka waktu tertentu.

Konsep kemerdekaan yang diberikan pada lingkungan pendidikan dapat di desain dalam sebuah pembelajaran berdiferensiasi. Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang membantu, memperhatikan, dan mengakui keberagaman peserta didik dalam belajar sesuai dengan kesiapan, minat, dan preferensi belajarnya (Wulandari, 2022). Pada pembelajaran berdiferensiasi, guru memfasilitasi peserta didik sesuai dengan kebutuhannya, karena setiap peserta didik mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, sehingga tidak bisa diberi perlakuan yang sama. Tujuannya adalah untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna dan efektif bagi setiap peserta didik sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan mereka. Pembelajaran berdiferensiasi juga dapat dikembangkan untuk memotivasi peserta didik dalam mengoptimalkan potensi dan bakat mereka.

Kebutuhan Belajar Peserta Didik

Pembelajaran yang berbeda-beda untuk setiap peserta didik, yang dikenal sebagai pembelajaran diferensiasi, berasal dari upaya guru untuk memenuhi kebutuhan belajar dari masing-masing peserta didik. Guru harus peka terhadap kebutuhan belajar peserta didik dan meresponsnya dengan tepat, sehingga dapat menciptakan lingkungan belajar yang memotivasi dan mendukung mereka dalam mencapai tujuan belajar. Pembelajaran diferensiasi memungkinkan guru untuk menyesuaikan pendekatan dan metode pembelajaran agar sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik. Pembelajaran yang demikian akan membantu setiap peserta didik dapat memperoleh hasil yang optimal sesuai dengan kemampuan dan potensinya. Guru juga harus memastikan bahwa setiap peserta didik mendapatkan dukungan selama proses pembelajaran. Tujuan pembelajaran juga harus jelas dan sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

Guru melakukan penilaian secara berkelanjutan untuk mengidentifikasi peserta didik yang memerlukan bantuan lebih dan peserta didik yang telah mencapai kemajuan lebih cepat. Informasi ini sangat berguna bagi guru untuk merencanakan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan belajar dari setiap peserta didik. Dengan memperhatikan informasi tersebut, penerapan pembelajaran diferensiasi dapat lebih efektif dalam mencapai hasil pembelajaran yang diharapkan. Strategi pembelajaran diferensiasi diawali dengan memetakan kebutuhan belajar peserta didik. Menurut Tomlinson dalam Faiz et al. (2022) kebutuhan belajar peserta didik paling tidak dikategorikan dalam 3 aspek yaitu minat peserta didik, kesiapan belajar peserta didik, dan profil belajar peserta didik. Jadi, dalam konteks pembelajaran di kelas, pembelajaran berdiferensiasi terkait tiga hal yakni minat, profil, dan kesiapan belajar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun