Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) kelompok 23 gelombang 5 Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) telah melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang berlokasi di SD Negeri 1 Selorejo. Program kerja yang diterapkan adalah memanfaatkan limbah organik dan limbah anorganik. PMM kelompok 23 gelombang 5 beranggotakan 5 orang yaitu Fuad Hasan, Aurura Beatriezta Saharani, Filasafita Dismar Agrianisa, Nur Halizah Azzahroh, dan Yolanda Fibriyanti  dengan arahan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Tinuk Dwi Cahyani, SH., S.HI, M.Hum. Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) ini sebagai pengaplikasian hilirisasi hasil penelitian dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) serta mewujudkan pertanian organik untuk mengurangi kerusakan lingkungan.
Desa Selorejo merupakan desa yang berada di Kabupaten Malang tepatnya di kecamatan Dau. Desa Selorejo ini memiliki potensi sumber daya alam yang menonjol di bidang pertanian. Masyarakat desa ini bermata pencaharian sebagai petani jeruk, karena hampir seluruh warganya memiliki ladang jeruk. Hal ini menarik perhatian PMM 23 untuk mengeksplor lebih jauh pada bidang pertaniannya. Setelah dilakukan peninjauan, ternyata masyarakat desa ini tidak memanfaatkan limbah jeruk yang ada, sehingga PMM 23 berpikir untuk memberikan inovasi melalui generasi muda di SD Negeri 1 Selorejo dengan membuat pupuk organik cair yang memanfaatkan limbah jeruk tersebut dan limbah organik lainnya. Penggunaan pupuk organik cair lebih baik karena tidak merusak tanaman ataupun tanah, serta unsur haranya sudah terurai sehingga mudah diserap melalui akar maupun daun tanaman. Inovasi pupuk organik cair ini dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia yang memiliki dampak berbahaya seperti kerusakan tanah, pencemaran air, bahkan dapat mengganggu kesehatan manusia.
Setiap rumah tangga pasti menghasilkan limbah air leri, agar limbah ini bermanfaat PMM 23 menggunakannya untuk bahan dalam pembuatan pupuk organik cair. Air leri sendiri memiliki kandungan vitamin B kompleks yang mampu mendorong pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pembuatan pupuk organik cair ini selain memanfaatkan limbah rumah tangga seperti air leri, juga memanfaatkan limbah kulit jeruk yang melimpah di Desa Selorejo, serta penambahan bekatul dan limbah organik lainnya. Proses pembuatan pupuk organik cair membutuhkan limbah anorganik seperti galon bekas untuk wadah. Hal pertama yang dilakukan dalam pembuatan pupuk ini yaitu dengan mengumpulkan air leri terlebih dahulu kemudian memasukkan limbah organik yang sudah diperkecil ukurannya serta penambahan bekatul kedalam galon bekas. Setelah semua bahan tercampur dalam galon bekas langkah selanjutnya dilakukan fermentasi selama 2 minggu. Hal ini dapat dikatakan sebagai ekoenzim.
Selain membuat pupuk PMM 23 juga menggunakan limbah anorganik untuk meningkatkan jiwa kreatifitas siswa SD Negeri Selorejo dengan membuat pot sebagai media tanam. Pembuatan media tanam dan fermentasi pupuk yang telah jadi akan dilakukan kegiatan penanaman untuk penghijauan lingkungan sekolah serta mengajarkan bagaimana proses pertanian yang berkelanjutan dari pembuatan pupuk hingga penanaman dan perawatan tanaman. PMM 23 berharap siswa paham bahwa tanaman/ tumbuhan membutuhkan makanan yang sehat sama halnya kita sebagai manusia. Oleh karena itu PMM 23 mengajarkan cara merawat tanaman yang baik dengan pengunaan pupuk organik cair sesuai dengan takaran sehingga upaya pertanian berkelanjutan dapat terwujud.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H