Mohon tunggu...
Egina Tasya sofian
Egina Tasya sofian Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa yang sedang dalam proses

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Buruk Perceraian Orang Tua Terhadap Anak

19 November 2024   09:49 Diperbarui: 19 November 2024   11:05 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

      '' Dampak buruk perceraian orang tua terhadap     anak ''
 Perceraian merupakan putusnya ikatan perkawinan antara suami-istri dengan keputusan pengadilan dan ada cukup alasan, bahwa diantara suami – istri tidak dapat hidup rukun lagi sebagai suami istri. Secara umum kasus perceraian, karena faktor status sosial – ekonomi dan faktor usia saat menikah. Perceraian mengakibatkan penderitaan bagi anak, meskipun anak korban perceraian belum tentu mengalami perkembangan negatif, sehingga pertanyaan penelitian ini adalah bagaimana dampak perceraian orang tua terhadap perilaku anak dari aspek sosial. Setiap perceraian adalah hal paling buruk bagi sebuah keluarga, yang akan menuai dampak buruk terhadap anggota keluarga, terutama anak.

Apa Saja Dampak Perceraian Orang Tua?
Dampak percerain orang tua pada anak akan berbeda-beda. Ada banyak faktor yang memengaruhinya, termasuk jenis kelamin, usia anak saat orangtua bercerai, kepribadian anak, serta riwayat hubungan anak dengan orangtua. Namun secara umum, perpisahan orangtua bisa membuat Si Kecil mengalami beberapa hal di bawah ini:

1. Masalah Emosional
Menghadapi perceraian orang tua bisa membuat anak terganggu secara emosional. Hal ini terjadi karena anak akan mengalami perasaan sedih, bingung, kehilangan, takut, marah, yang semua saling bercampur aduk. Pada anak usia tertentu hal ini bisa sangat membingungkan dan menyakiti hati. Anak juga bisa merasa ditinggalkan dan merasa tidak dicintai lagi oleh orangtuanya.

2. Gangguan Perilaku
Perubahan perilaku juga bisa terjadi pada anak korban perceraian. Ada satu hal yang bisa menjadi penyebabnya, yaitu ketidakmampuan anak dalam menjelaskan suasana hati yang tengah dialami dan merasa tidak memiliki seseorang untuk mencurahkan isi hati. Kemudian, anak memilih untuk menarik diri dan terbiasa sendiri.

3. Gangguan Mental
Setelah orang tua bercerai, anak mungkin akan kehilangan kasih sayang dan perhatian penuh dari salah satu orang tuanya. Selain itu, ada banyak perubahan lain yang juga harus dijalani, termasuk berpindah rumah atau sekolah.

Maka dari hal ini setiap perceraian adalah hal paling buruk bagi sebuah keluarga, yang akan menuai dampak buruk terhadap anggota keluarga, terutama anak.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dijelaskan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa dampak perceraian orang tua terhadap perilaku anak dapat berdampak negatif maupun positif. Perilaku sosial anak sebelum terjadi perceraian lebih menunjukkan perilaku positif, seperti memiliki semangat yang tinggi, mempunyai sikap empati, dan mampu menyesuaikan diri. Sedangkan kondisi sosial anak korban perceraian setelah terjadi perceraian bahwa anak cenderung menunjukkan perilaku negatif, seperti tidak memiliki semangat dalam belajar, kurang memiliki kepekaan terhadap apa yang dirasakan orang lain, seolah-olah tidak peduli dan rentan untuk menjadi rendah diri dengan keadaan dan
lingkungan di sekitarnya.

DAFTAR PUSTAKA
Buku-buku:
Dariyo, Agoes. 2008. Psikologi
Perkembangan Dewasa Muda. Jakarta: Grasindo. Gunarsa, Singgih Yulia. 2002. Asas-asas
Psikologi: Keluarga Idaman. Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia. Ihromi, T. O. 2004. Bunga Rampai
Sosiologi Keluarga. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Kinloch C. Graham. 2009. Perkembangan dan paradigma Utama Teori Sosiologi.
Cetakan II. Bandung: CV. Pustaka Setia. Muhammad, Abdulkadir. 2008. Ilmu Sosial
Budaya Dasar. Cetakan Ke II. Bandung:PT. Citra Aditya Bakti.
Musbikin, Imam. 2008. Mengatasi AnakAnak Bermasalah. Yogyakarta: MitraPustaka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun