Kita semua pasti tahu Jalur Pantura, jalur yang selalu ramai dibicarakan masyarakat, terutama ketika musim mudik tiba. Jalur ini merupakan jalur utama di Pulau Jawa penghubung kota-kota besar di Pulau Jawa. Oleh karena itu, tentunya sangat banyak kendaraan yang melintas di jalur ini, mengingat topografi nya yang datar, sehingga memudahkan kendaraan dari berbagai jenis untuk melewatinya.
Jalan Raya Pos
Jalan Raya Pos adalah jalan yang panjangnya kurang lebih 1000 km yang terbentang sepanjang utara Pulau Jawa, dari Anyer sampai Panarukan. Dibangun pada masa pemerintahan Gubernur-Jenderal Herman Willem Daendels.
Ketika baru saja menginjakkan kakinya di Pulau Jawa, Daendels berangan untuk membangun jalur transportasi sepanjang pulau Jawa guna mempertahankan Jawa dari serangan Britania. Angan-angan Daendels untuk membangun jalan yang membentang antara Pantai Anyer hingga Panarukan, direalisasikannya dengan mewajibkan setiap penguasa pribumi lokal untuk memobilisasi rakyat, dengan target pembuatan jalan sekian kilometer. Yang gagal, termasuk para pekerjanya, dibunuh. Kepala mereka digantung di pucuk-pucuk pepohonan di kiri-kanan ruas jalan. Gubernur Jenderal Daendels memang menakutkan. Ia kejam, tak kenal ampun. Dengan tangan besinya jalan itu diselesaikan hanya dalam waktu setahun saja (1808). Suatu prestasi yang luar biasa pada zamannya. Karena itulah nama Daendels dan Jalan Raya Pos dikenal dan mendunia hingga kini.
Jalur Pantura
Jalur Pantura (Jalur Pantai Utara) adalah istilah yang digunakan untuk menyebut jalan nasional sepanjang 1.316 km antara Merak hingga Ketapang, Banyuwangi di sepanjang pesisir utara Pulau Jawa, khususnya antara Jakarta dan Surabaya. Jalur ini sebagian besar pertama kali dibuat oleh Daendels yang membangun Jalan Raya Pos (De Grote Postweg) dari Anyer ke Panarukan pada tahun 1808-an. Tujuan pembangunan Jalan Raya Pos adalah untuk mempertahankan pulau Jawa dari serbuanInggris. Pada era perang Napoleon, Belanda ditaklukkan oleh Perancis dan dalam keadaan perang dengan Inggris.
Jalur Pantura melintasi 5 provinsi: Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Jalur Pantura yang menjadi jalur vital di Pulau Jawa kini tidak lagi menjadi jalur yang bisa memberikan rasa aman kepada para penggunanya karena hampir sepanjang jalur pantura khususnya dari perbatasan Jawa Tengah Sampai Perbatan jawa Barat telah mengalami kerusakan yang cukup parah. Jalan yang seharusnya menjdai sebuah akses antar provinsi agar mempermudah perkembangan ekonomi Negara, kini beralih fungsi menjadi akses untuk menuju pertaruhan nyawa. Bagaimana tidak , jalur by pass tersebut hampir tiap tahunnya pasti meminta korban pengguna jalan, apalagi kondisi jalan yang sekarangrusaknya parah, belum lagi lubang yang besarnya hampir berdiameter1 meter. Waw! Sangat bahaya sekali bagi pengguna jalan khususnya yang menggunakan sepeda motor.
Perlu penanganan serius dari pemerintah karena jika terus dibiarkan seperti itu maka bisa diprediksi korban kecelakaan pengguna jalan Pantura akan mengalami kenaikan grafik yang signifikan. Jangan sampai sebutan jalur tengkorak menjadi ikon nama bagi jalur yang menghubungkan antar provinsi di pulau Jawa tersebut.
Jika kita telisik labih jauh mengenaipembangunan jalur pantura sepertinya hampir setiap tahun pembenahan tersebut dilakukan, namun anehnya walaupun tiap tahun dibenahi masih saja lubang –lubang menghantui pengguna jalan. Ini yang menjadi permasalahannya, apakah uang yang seharusnya digunakan untuk perbaikan jalan tetapi dikorupsi dan akhirnya yang menjadi korban para pengguna jalan akibat material yang digunakan asal-asalan (asal nutupi lubang) tanpa memperhatikan dampaknya. Tolonglah pak menteri perhubungan untuk segera memperbaiki Jalur tersebut agar meminimalisisir korban kecelakaan di Jalur pantura!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H