Derasnya air tak mengubah……
Kemarau hati yang terasa…..
Menggores jiwa yang merindukan
Ada kenangan indah di dalamnya…..
Dia yang merenggut segalanya
Dariku dengan rayuan kata…..
Merelakan diriku untuk dirinya…..
Menggores hati dengan kelembutan…..
Rasa sesal menelanjangi tubuh
Dan assa untuk percaya……
Ternyata, dia pengelana…..
Kasih dimanakah engkau…..
Ternyata ku sandarkan hati ini
Pada batang rumput yang melambai
Tak mengenal tapi ada……..
Dengan cantik untuk menikam.
Sinopsis : Penulis merasa prihatin dengan perkembangan pergaulan generasi muda sekarang ini dimana moral dan etika di jadikan dongeng orang tua, yang terdengar dan di lupakan beralaskan kesenangan duniawi.
Crying in yearn.
The quick water not mengubah……
Heart dry season merasakan….
Scratching soul that miss
There beautiful memories at dalamnya….
He is that tug at everything
From me with persuasion kata….
Allowing myself to dirinya….
Scratching heart with kelembutan….
Regret taste undresses body
And assa to percaya……
Obvious, He is pengelana….
Affection dimanakah engkau….
Obvious i lean this heart
In grass stick that wave
Doesn't know but ada…….
Prettyly to thrust.
Synopsis: Author felts concerned with the rising generation association development this time where is moral and ethics at making parents tale, Heard and at forget beralaskan worldly delight.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H