Gaya Penulisan
Haemin Sunim menggunakan bahasa yang sederhana, lembut, dan penuh empati. Gaya narasinya seperti seorang teman bijak yang berbicara langsung kepada pembaca, sehingga membuat buku ini terasa sangat personal.
Kelebihan Buku
- Pesan yang Relatable: Setiap orang pernah merasa tidak sempurna, dan buku ini memberikan pengingat yang menenangkan bahwa kita tidak sendirian dalam perasaan itu.
- Pendekatan yang Praktis: Haemin memberikan saran konkret yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti praktik meditasi sederhana atau cara menghadapi tekanan sosial.
- Ilustrasi yang Mendukung: Gambar-gambar yang indah dalam buku ini memperkuat pesan dan menciptakan pengalaman membaca yang menenangkan.
Kekurangan Buku
- Kesederhanaan Pesan: Bagi beberapa pembaca yang sudah terbiasa dengan literatur pengembangan diri, isi buku ini mungkin terasa terlalu mendasar.
- Berulang: Beberapa ide terasa diulang-ulang, sehingga pembaca mungkin merasa sedikit jenuh di beberapa bagian.
Kesimpulan
"Love for Imperfect Things" adalah buku yang cocok bagi siapa saja yang merasa lelah dengan tuntutan kesempurnaan dalam hidup. Buku ini mengingatkan kita untuk melambat, menerima diri sendiri, dan memberikan kasih sayang kepada diri kita dan orang lain. Dengan gaya penulisan yang penuh kasih, buku ini mampu menjadi pelipur lara di tengah kehidupan yang serba cepat.
Rekomendasi: Buku ini sangat direkomendasikan untuk pembaca yang mencari kenyamanan dan inspirasi untuk menjalani hidup yang lebih penuh penerimaan dan cinta. Namun, untuk pembaca yang sudah sering membaca buku serupa, buku ini mungkin lebih cocok sebagai bacaan ringan dan reflektif.
Referensi : https://www.fimela.com/lifestyle/read/4420072/ulasan-buku-love-for-imperfect-things
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H