Mohon tunggu...
Egideus UlungKineringan
Egideus UlungKineringan Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog

Bermain musik/game dan mendengarkan lagu

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tanggapan Mengenai Gus Dur dan Pendalaman Teks Anekdot

20 Mei 2023   19:21 Diperbarui: 20 Mei 2023   19:24 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya setuju dengan artikel tersebut dimana ada saatnya kita memerlukan pemimpin yang humoris layaknya Gus Dur. Gus Dur adalah Presiden Indonesia ke-4. Dia merupakan pemimpin yang humoris. Seringkali dia sering menceritakan sekaligus menyampaikan pengalaman lucunya. Dia terkadang menceritakan teks anekdot. Ceritanya ini bukan hanya semata-mata untuk menghibur saja tetapi juga untuk menyampaikan masalah yang terjadi pada saat itu dan kritikan Gus Dur terhadap isu tersebut.

Teks anekdot adalah cerita singkat yang menyentil atau mengandung kritikan tetapi dibungkus dengan bahasa atau cara penyampaian yang menarik, cerdas, dan memiliki kesan lucu. Teks anekdot ini bukan sekadar humor atau lelucon. Tetapi bisa merupakan sebuah sindiran/kritikan yang diungkapkan secara tersirat.

Pada masa Orde Baru, hampir setiap acara yang didatangi Gus Dur selalu diawasi intel. Kala itu, Gus Dur tengah menghadiri pertemuan forum para kiai. "Nanti kita diskusinya dalam bahasa Arab, karena di sini ada intel," kata Gus Dur dalam sambutannya menggunakan bahasa Arab. Setelah itu, acara diskusi pun benar-benar dilanjutkan menggunakan bahasa Arab. Si intel kemudian pulang dan melapor kepada komandannya. "Tadi membicarakan apa?" tanya komandan kepada si intel.  "Tidak ada diskusi komandan, para kiai itu hanya saling mendoakan," jawab si intel.

Kisah tentang intelejen adalah pengalaman yang diperoleh Gus Dur ketika mengamati bagaimana intelijen di Indonesia semasa Orde Baru. Kisah tersebut terkesan lucu, tetapi melalui cerita tersebut Gus Dur sebenarnya mencoba menyampaikan dan mengkritik secara tajam bagaimana seorang inteligen yang tidak bisa membedakan antara berkomunikasi dan berdoa.

Teks anekdot pada umumnya digunakan untuk menghibur pembaca. Sering kali teks anekdot mengandung cerita ataupun percakapan yang humoris. Teks anekdot sering digunakan oleh orang sebagai sarana untuk mengkritik sesuatu hal. Dengan pengunaan teks anekdot kita bisa mengkritik suatu hal dengan langsung atau secara tidak langsung.

Pemimpin yang humoris dapat mempererat hubungan dengan bawahannya dan menciptakan suasana yang lebih santai dan menyenangkan, sehingga dapat meningkatkan cara kerjanya. (AD/06)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun