Mohon tunggu...
Egideus UlungKineringan
Egideus UlungKineringan Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog

Bermain musik/game dan mendengarkan lagu

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Gubernur NTT Minta Anak SMA/SMK ke Sekolah Jam 5 Pagi, Bangun Jam 4 Subuh!

4 April 2023   20:06 Diperbarui: 4 April 2023   20:13 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Masalah yang dibahas adalah dimana di NTT, Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Viktor Laiskodat mengusulkan jam masuk sekolah peserta didik setingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) dimajukan menjadi pukul 05.00 WITA. Viktor mengatakan, budaya masuk sekolah lebih pagi bertujuan untuk mengasah kedisiplinan dan etos kerja para peserta didik.

Penyebab masalah dari sini adalah dimana "Anak itu harus dibiasakan bangun pukul 04.00 Wita sehingga pukul 04.30 Wita mereka sudah harus jalan ke sekolah sehingga pukul 05.00 Wita sudah harus di sekolah supaya apa, ikut etos kerja," ujar Gubernur NTT Viktor Bungtilu dalam video viral dilihat. Bisa dilihat dari sini gubernur NTT mau mengajukan permintaan ini supaya anak-anak SMA/SMP terbiasa dengan jam masuk untuk bisa menjalani etos kerja.

Penelitian yang dipublikasi di Journal Academic Pediatrics membahas mengenai dampak buruk bagi anak-anak yang kurang tidur. Dalam penelitian itu menunjukkan bahwa akan berdampak buruk pada tumbuh kembang anak, termasuk pada kesehatan dan kemampuan belajarnya. 

Seorang anak yang tidak mendapat cukup waktu tidur cenderung memiliki mood yang tidak stabil, mudah marah, sulit konsentrasi ketika melakukan sesuatu, dan mengalami penurunan kemampuan belajar di sekolah. 

Selain itu, berdasarkan penelitian tersebut menyebutkan bahwa gangguan belajar, mengingat dan analisa pada anak usia sekolah dasar dapat disebabkan oleh kurangnya jam tidur pada anak usia sekolah dasar. 

Kekurangan tidur menyebabkan kinerja akademik yang buruk. Seorang siswa yang kurang tidur akan mengalami kesulitan dalam berkonsentrasi dan cenderung memiliki nilai yang rendah. Kuantitas dan kualitas tidur yang buruk juga dapat menyebabkan masalah kesehatan lainnya seperti diabetes, penyakit kardiovaskular, dan obesitas.

Solusi dari masalah ini sudah dirujuk/dikritik oleh Doni Koesoema sebagai Pengamat Pendidikan. Menurut Doni, tiga masalah pendidikan ini hanya bisa diselesaikan dengan sejumlah cara. Yakni, pemerintah harus mengevaluasi dan membuka akses pendidikan pada semua anak NTT tanpa kecuali. "Artinya dibangun sekolah yang baik dengan fasilitas minimal standar," jelasnya. 

Selain itu, para guru perlu dilatih dan diperkuat kompetensinya dalam mengajar. Kemudian, perlu ada pelibatan publik dan kemitraan yang baik dengan masyarakat dalam membantu peningkatan kualitas pendidikan di sebuah sekolah. "Jadi intervensi kolaboratif adalah sekolah per sekolah sesuai asesmen persoalan yang mereka hadapi," tegas Doni. 

Doni mengatakan, penerapan kebijakan jam masuk sekolah harus merujuk pada riset. Berdasarkan riset, kerja otak manusia mulai panas dan aktif di antara pukul 7 hingga 8 pagi. "Jadi memulai pembelajaran jam 7 atau 8 akan sangat membantu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun