Mungkin hampir dirasakan oleh semua karyawan atau bahkan oleh semua kalangan, kerja rodi bagai kuda tapi kondisi keuangan tak kunjung membaik, seringkali habis sebelum waktu gajian bulan berikutnya. Pertanyaannya kapan mau mulai berinvestasi? Lalu, merasa gak sih kalo lalu - lintas keuangannya gak teratur. Makanya sering merasa baru gajian tapi langsung menguap dah tuh uang, sampe -- sampe gak bisa investasi, yang lebih parah baru seminggu sudah bokek aja.
Di lain kasus, jeritan para kaum milienial misalnya, gaji naik tapi tak kunjung bisa nabung atau berinvestasi juga. Bahkan seringkali masuk perangkap income middle trap, di mana pendapatan naik berdampak pada gaya hidup yang naik pula, kalo bahasa kerennya meningkatnya gaya hedonisme. Sebetulnya tidak jadi masalah hedonis, asalkan tahu batasan -- batasannya dan kemampuan keuangan kita juga.
Sebagaimana  dalam teori utilitas (nilai guna) menjelaskan bahwa semakin tinggi kepuasan terhadap suatu barang maka semakin tinggi juga nilai gunannya, pun sebaliknya. Kemudian kepuasaan seseorang dalam mengkonsumsi suatu barang bukan berdasarkan besarnya volume konsumsi suatu barang.
Contohnya ketika seseorang mengalami kehausan, lalu minum 1,2,3 gelas merasa puas dan hilangnya dahaga maka di gelas ke 4 kepuasaannya menurun karena sudah mencapai puncak kepuasan. Oleh sebab itu, kita  harus bisa membedakan mana kebutuhan dan mana keinginan. Saya akan mencoba berbagi ilmu seputar finansial planner , mudah- mudahan pembaca bisa mengatur sirkulasi keuangannya, dan kondisi keuangannya bisa sehat wal afiat.
Sebelum kita mengatur keuangan atau harta yang kita miliki, yang paling fundamental yaitu kita harus menentukan rencana keuangan. Rencana keuangan (financial planner) adalah suatu proses mewujudkan tujuan- tujuan kehidupan seseorang atau keluarga melalui manajemen keuangan yang tepat dan terukur.
Di mana financial planner sebagai roadmap tujuan kehidupan yang mapan di masa depan. Kemudian, yang selalu menjadi pertanyaan banyak orang. Bagaimana mengatur keuangan kita? Nah, penulis akan mencoba mengklasifikasikan rencana keuangan menjadi tiga time horizone, mari kita simak bersama- sama!Â
1. Rencana Keuangan Jangka Pendek
Rencana keuangan jangka pendek merupakan rencana keuangan yang wajib dipenuhi dalam jangka waktu kurang dari dua tahun diluar dari keperluan rutin, misalnya tabungan dana darurat dan tabungan dana hura- hura. Dana Darurat adalah tabungan yang ditujukan untuk keperluan- keperluan yang tidak diduga misalnya untuk mengganti smartphone yang rusak, motor rusak atau kebutuhan unperdictable lainnya.
Tabungan Dana Hura -- hura adalah tabungan yang bertujuan untuk memrealisasikan keinginan misalnya shopping, ngopi bareng temen, dan lain sebagainya. Artinya tabungan jangka pendek ini harus likuid dan memiliki tingkat risiko yang relative rendah dan intrumen keuangan yang aman, jadi untuk produk investasinya tidak direkomendasikan yang berjangka seperti deposito atau rexadana.
2. Rencana Keuangan Jangka MenengahÂ
Rencana jangka menengah merupakan proses perencanaan keuangan yang wajib dipenuhi dalam kurun waktu 2 -- 4 tahun di luar keperluaan rutin. Adapun contohnya adalah dana perjalanan ke tanah suci, membeli kendaraan, menikah dan lain sebagainya. Nah, rencana keuangan jangka menengah ini idealnya dipenuhi dengan menggunakan produk -- produk investasi yang lebih agresif, sebagai contoh rexadana campuran, rexadana pendapatan tetap, logam mulia, SBN dan lainnya.