Mohon tunggu...
Egi Sukma Baihaki
Egi Sukma Baihaki Mohon Tunggu... Penulis - Blogger|Aktivis|Peneliti|Penulis

Penggemar dan Penikmat Sastra dan Sejarah Hobi Keliling Seminar

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Permasalahan Sampah dan Pengolahannya, Serta Terobosan Inovasi dari Balitbang PUPR

10 Desember 2015   09:03 Diperbarui: 10 Desember 2015   09:03 2799
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Dok. Pribadi"][/caption]Indonesia dengan pertumbuhan penduduknya yang sangat tinggi, ditambah dengan terus bertambahnya tempat hunian yang tersebar di berbagai daerah dan perkotaan di Indonesia tidak bisa terlepas dari banyaknya sampah yang dihasilkan. Belum lagi dengan menjamurnya pabrik-pabrik dan pasar swalayan yang hampir ada di setiap daerah, membuat produksi sampah semakin meningkat. Persoalan sampah, merupakan hal yang tak dapat dipisahkan dari sebuah kota atau daerah. Seiring pertumbuhan penduduk yang meningkat, tentu saja akan berpengaruh pada penggunaan dan kebutuhan konsumsi masyarakatnya yang terus melonjak.  Sampah-sampah yang dihasilkan itu sendiri dapat berupa sampah rumah tangga, industri, bahkan sampah perkantoran.

Bukan hanya material sampahnya yang menjadi masalah, akan tetapi pembuangan, pengelolaan, dan pengolahan sampah terkadang menjadi masalah serius yang perlu ditangani dengan baik dan sigap. Terkadang hanya karena persoalan sampah, satu kota dengan kota lain, daerah dengan daerah lain dapat berselisih.

Persoalan sampah dan pengolahannya menjadi pekerjaan rumah tangga bagi setiap daerah khususnya perkotaan. Sebuah tantangan besar mengarasi banyaknya sampah yang menumpuk, jika dibandingkan dengan daya konsumsi masyarakatnya yang tinggi. Sedangkan ketersediaan akses TPA (Tempat Pembuangan Akhir) sampah yang sangat minim. Sehingga, pemerintah kota tersebut kebingungan akan membuang kemana sampah yang ada.

Masih banyaknya individu yang membuang sampah sembarangan di sembarang tempat baik itu di saluran air bahkan ke sungai. Selain mencemarkan lingkungan, tentu saja hal tersebut juga bisa menimbulkan banjir. Sampah seperti sisa makanan kita mungkin kita pandang sebelah mata, hingga membuat kita tak segan membuangnya di sembarang tempat. Jika kita sadari, hal tersebut bisa menyebabkan kerugian yang jauh lebih besar yang tidak kita bayangkan. Sekecil apapun sampah, ia adalah sampah dan jangan dianggap sebagai hal yang sepele. Berapa rumah yang harus tenggelam oleh banjir karena sampah yang kita buang sembarangan membuat saluran air tersumbat? Berapa jumlah warga yang harus mengungsi? dan berapa banyak orang yang kehilangan mata pencaharian mereka, anak-anak terganggu belajarnya karena sekolah dan lingkungannya terendam banjir?

Pola hidup bersih dengan membuang sampah pada tempatnya sesuai dengan jenisnya yaitu organik dan anorganik harus terus ditingkatkan. Paradigma menganggap sampah sebagai sebuah hal yang sepele harus kita ubah sejak dini.

Sebetulnya persoalan sampah yang menumpuk dapat diatasi dengan mengurai sampah sesuai jenisnya, yaitu organik dan anorganik sehingga sampah organik bisa dimanfaatkan menjadi kompos. Cara ini harus dimulai sejak dari lingkup yang paling kecil yaitu rumah tangga, sehingga akan sedikit membantu petugas kebersihan saat mengangkut sampah. Namun di beberapa tempat, walau sudah ada tempat sampah yang disesuaikan dengan jenisnya masing-masing, seperti tong sampah khusus sampah organik dan tong sampah khusus sampah anorganik tetap saja masih ada sebagian individu yang menganggapnya sebagai hal yang biasa. Sehingga, walau sudah ada tong sampah yang diklasifikasikan, tetap saja mereka membuang sampahnya tidak sesuai dengan jenis tong sampah yang sudah ada. Seperti memasukan sampah anorganik ke tong sampah organik. Sampah yang menumpuk jika tidak dikelola dengan baik akan membuat ketersediaan TPA semakin habis, dan menimbulkan bau menyengat.

Kompasiana Nangkring bersama Kementrian PUPR  dengan Tema “ Hadirkan Solusi Seiring Inovasi” yang diselenggarakan pada hari Sabtu, 5 Desember 2015 yang bertempat di Gedung Heritage, Kompleks Kementrian PUPR, Jl. Pattimura No. 20. Kebayoran Baru, Jakarta dengan menghadirkan pembicara Bapak  Arie Setiadi Moerwanto. M.Sc, selaku Kepala Balitbang PUPR, Bapak Leonardo Ibnu Said dari LSM, dan Bapak Dandi Priandana, selaku  Kepala Dinas Tata Kota dan Pemukiman Tanggerang Selatan.

[caption caption="Para Narasumber. Dok. Pribadi"]

[/caption]Dalam kesempatan itu, Balitbang PUPR  selain memaparkan masalah yang terjadi dan dialami setiap wilayah di Indonesia, Balitbang PUPR juga mencarikan solusi untuk menjawabnya dan mengatasinya dengan melahirkan produk-produk inovasi yang dapat diterapkan dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat secara langsung.

Balitbang PUPR memberikan solusi melalui inovasi produknya dalam membantu masyarakat maupun swasta dalam mengatasi permasalahan sampah dan pengolahannya dengan menawarkan produk andalannya yang merupakan solusi dan inovasi  menjawab, mencegah, dan mengatasi permasalahan yang ada. Sebagaimana yang disampaikan oleh Pak Arie, bahwa “Semua teknologi yang dihasilkan oleh Balitbang Kementrian PUPR bukan karena kita ingin menghasilkan sesuatu, tapi harus menyelesaikan masalah yang ada.”

Acara tersebut juga secara tidak langsung memberikan edukasi kepada para Kompasianer terkait permasalahan infranstruktur yang menjadi masalah bagi setiap wilayah di Indonesia, seperti permasalahan sampah, banjir dan kemacetan yang menjadi pekerjaan rumah setiap daerah untuk mengatasinya.

Terkait masalah sampah yang semakin menumpuk dan terjadinya banjir karena sungai yang dipenuhi sampah, menurut Pak Arie kata kuncinya adalah kemanjaan kita dengan membuang sampah seenaknya, dampaknya itu banyak sekali. Untuk itu, mulai dari rumah tangga yaitu dari dapur proses pemilahan sampah harus dimulai. Pilah yang basah dan mana yang tidak, kemudian dapat dikomposterkan. Beliau juga menghimbau masyarakat agar mengurangi penggunaan plastik. Kita tentu tahu bahwa plastik itu sulit terurai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun