[caption id="attachment_220049" align="aligncenter" width="300" caption="Papeda"][/caption] Salam Jelajah Gizi, Berbicara mengenai apa saja sih kuliner khas di nusantara, tentunya hampir semua daerah di Indonesia memiliki makanan khas masing-masing dengan berbagai cita rasa yang berbeda tentunya. Kuliner-kuliner ini pun sangat beragam, ada yang bisa sebagai makanan pokok atau istilah kasarnya makanan berat, ada juga kuliner yang hanya sekedar sebagai cemilan atau makanan ringan. Kita pun pastinya sudah sering mendengar bahkan pernah merasakan berbagai macam kuliner khas nusantara yang sudah begitu terkenal semisal rendang, makanan dari daging yang merupakan kuliner khas Padang (Sumatra Barat), juga berbagai kuliner makanan ringan semacam Batagor dan Siomay yang berasal dari Bandung (Jawa Barat). Selain itu terdapat juga beberapa kuliner khas nusantara lainnya yang sudah pasti tidak asing lagi ditelinga kita seperti Pempek Palembang (Sumatra Selatan), lalu ada Gudeg di Jogja, Soto Banjar (Kalimantan), Coto Makassar (Sulawesi Selatan), Bubur Manado (Sulawesi Utara) dan masih banyak lagi kuliner nusantara di daerah-daerah lain yang tentunya memiliki berbagai macam keunikan rasa pada makanannya. Itulah kelebihanan kita sebagai bangsa Indonesia, bangsa yang begitu kaya akan kuliner makanannya. Pada kesempatan kali ini saya mau berbagi sedikit cerita mengenai salah satu makanan atau kuliner khas nusantara di Indonesia, namun kuliner kali ini bukan dari nama-nama makanan yang sudah saya disebutkan diatas tadi. Kali ini saya akan mencoba mengajak kita sedikit jauh ke bagianTimur Indonesia untuk mengenal salah satu kuliner khas masyarakat disana, yaitu Papeda. Ya Papeda, begitu cara orang menyebutnya disana. Saya yakin diantara kita pasti belum banyak yang mengetahui tentang salah satu makanan khas Indonesia Timur ini. Banyak juga yang pasti bertanya apa sih Papeda itu, bagaimana rasanya, terbuat dari apa, bagaimana bentuknya? Nah, biar tidak penasaran, langsung saja ya saya bagi ceritanya hehehe… Papeda merupakan salah satu makanan khas di Papua yang terbuat dari Sagu. Membuat Papeda ini nampaknya sudah merupakan tradisi turun temurun masyarakat disana. Namun sebelum menjadi Papeda, proses pengambilan sagu dari pohon sagu terlebih dahulu dilakukan dengan cara pohon sagu yang sudah siap panen (usia 7-10 tahun) ditebang hingga tumbang, kemudian batangnya dibelah menjadi dua bagian. Isi dari batangnya itulah yang akan diambil menjadi sagu, proses pengambilan Sagu di Papua dinamakan menokok. Pengambilannya menggunakan alat-alat tradisional yang dikerjakan lebih dari 2-3 orang. Jika sudah diambil maka sagu yang masih mentah akan didiamkan beberapa hari terlebih dahulu didalam tempat yang disebut tumang. Setelah itu barulah proses pembuatan sagu tadi diolah menjadi Papeda. Agak rumit kan? Hehehe.. Bentuk Papeda itu sendiri jika sudah jadi akan menyerupai lem kanji dan sangat kenyal, makanan ini biasanya dipakai sebagai pengganti makanan pokok sehari-hari kita seperti nasi. Makanya kalau disajikan, Papeda harus menggunakan lauk seperti Ikan dan sayur-sayuran lainnya. Papeda ini tidak mempunyai rasa, karena memang hanya terbuat dari Sagu tanpa campuran bumbu penyedap lainnya, proses pembuatannya juga cukup simple karena hanya memerlukan air panas yang sudah mendidih untuk dicampur kedalam adonan sagu lalu kemudian diaduk hingga berbentuk Papeda. Namun jangan salah, meskipun kelihatannya mudah dan relative sangat gampang pembuatannya, bagi yang belum berpengalaman dalam membuat Papeda tapi mau mencobanya bisa jadi akan gagal karena beberapa faktor. Misalnya campuran air pada adonan sagunya terlalu banyak sehingga Papeda akan terlalu cair dan tidak dapat kita makan. Begitu juga sebaliknya jika campuran airnya terlalu sedikit atau kurang terhadap adonan sagu, maka akan menyebabkan Papeda kita menjadi sedikit keras sehingga Papeda tidak dapat kita makan. Satu hal lagi yang bisa menyebabkan pembuatan Papeda kita gagal adalah faktor suhu air yang kurang begitu panas. Jika air tidak panas hingga mendidih maka adonan sagu yang dicampurkan dengan air tidak akan membentuk Papeda. Makanya bagi yang belum ahli dalam membuat Papeda tapi ingin mencobannya sebaiknya ditemani oleh mereka yang sudah berpengalaman agar Papedanya dapat jadi dengan sempurna. Di Papua tidak semua orang dapat membuat Papeda meskipun bahan Sagu disana sangat mudah diperoleh, bahkan saya sendiri sampai saat ini belum mampu membuat Papeda meskipun saya asli lahir dan besar disana hehehe... Papeda biasanya jika sudah jadi akan dihidangkan bersama lauk seperti Ikan yang dimasak dengan kuah kuning. Disebut kuah kuning karena memang warna kuahnya berwarna kuning yang diperoleh dari campuran kunyit. Untuk sayuran, paling pas disajikan bersama sayur kangkung yang ditumis dengan sedikit kolaborasi bunga pepaya didalamnya. Khusus bagi mereka yang suka pedas, dapat disesuiakan sesuai selera dengan tambahan cabe pada bumbu kuah ikan. Atau jika tidak mau dicampur kedalam bumbu kuah ikan, sambal dapat dibuat terpisah untuk dapat lebih mudah menyesuaikan tingkat kepedasannya. Rasa Papeda yang menyatu dengan bumbu kuah ikan dijamin akan membuat kita ketagihan, Sedikit pedas dan asem khas jeruk nipis itulah yang pertama kali kita rasakan saat Papeda menyentuh lidah kita. Ditambah dengan perpaduan ikan dan sayurannya juga akan semakin melengkapi nikmatnya menyantap Papeda. Untuk ikan, sebenarnya ikan apa saja dapat kita gunakan sebagai lauk dalam menyajikan Papeda. Namun biasanya yang paling sering dipakai adalah ikan laut seperti ikan Mubara dan ikan tongkol. Entah karena rasanya yang pas untuk Papeda atau memang kebanyakan selera masyarakat lebih menyukai menggunakan ikan tersebut. Selain itu, ikan air tawar seperti ikan mujair juga dapat kita pakai sebagai lauk untuk menemani dalam menyantap papeda. Bumbu-bumbu dalam memasak ikan juga tidak kalah penting dalam menentukan rasa saat menyantap Papeda. Cara menyantap makanan khas Papua yang satu ini juga terbilang cukup unik, mulai dari cara pemindahan Papeda ke piring makan kita hingga kita menyantapnya pun mempunyai trik-trik khusus yang bisa jadi tidak pernah kita jumpai sebelumnya. Di Papua, Papeda yang sudah jadi didalam tempayan atau tempat makanan yang besar kemudian dipindahkan ke piring makan kita memakai alat makan sejenis garpu yang bentuknya agak panjang dan terbuat dari kayu. Pengambilannya memerlukan dua buah garpu kayu dengan cara menggulung Papeda yang berbentuk kenyal itu agar membentuk satu bongkahan Papeda yang kemudian dipindahkan ke dalam piring makan kita. [caption id="attachment_220050" align="aligncenter" width="300" caption="Cara mengambil Papeda"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H