Tinggal menunggu waktu, tidak hanya foto tetapi nama siswi tersebut akan menghiasi berbagai media.
Lazim terjadi di Indonesia
Hal ini bukan pertama kali terjadi, pernah beberapa kali orang-orang melakukan modus yang sama untuk menghindar dari tilang polisi, mengaku anak aparat, mengaku anggota aparat, mungkin yang belum adalah mangaku keparat, mengaku kesalahannya sendiri.
Dulu ketika SMA saya sering membuat forum bersama teman-teman saya yang suka membawa motor ke sekolah, “Cara lolos dari Razia Polisi 101”, mulai dari meminimalisir vision Polisi dengan berkamuflase diantara angkot, sampai wacana mengaku sebagai anak orang penting seperti siswi SMA diatas sempat dibicarakan.
Kadang kita berbagi cerita berapa uang jajan yang kita keluarkan untuk Polisi yang menilang agar diloloskan, semakin rendah uang yang dikeluarkan semakin meriah tepuk tangan, sebagai bentuk apresiasi jago melobi Polisi.
Tak bisa dipungkiri, hal ini lumrah terjadi di Indonesia tidak hanya anak SMA, mahasiswa, orang tua pun melakukan praktik yang sama jika ditilang Polisi. Banyak hal yang mendasari praktik tersebut. Kalau ditanya kenapa? Saya pun tidak mengerti, seperti sudah tradisi. Mudah sekali kita melanggar lalu lintas. Seolah bukan masalah yang besar jika nantinya berurusan dengan Polisi.
Menanggapi kejadian diatas, mungkin sudah saatnya polisi melakukan sosialisasi rutin ke sekolah, tidak hanya SMA tetapi juga SMP. Orang tua maupun sekloah, harusnya juga melarang anak siswanya untuk membawa kendaran sendiri ke Sekolah. Semoga hal ini tidak terjadi lagi, jadi pelajaran kedepanya.
Baagaimana menurut teman-teman?
Sumber :
Irjen Arman Depari Tak Akui Siswi yang Bentak Polwan Sebagai Anaknya