Kritik dan Evaluasi Compliance Risk Management Berdasarkan Pemikiran Aristotle, Cartesian, dan Nash
Pendahuluan
Compliance Risk Management (CRM) adalah salah satu pendekatan penting dalam dunia korporasi, terutama dalam bidang perpajakan, hukum, dan regulasi. CRM berfokus pada identifikasi, penilaian, pengelolaan, dan mitigasi risiko yang terkait dengan kepatuhan terhadap berbagai aturan dan regulasi. Bagi perusahaan yang beroperasi dalam pasar global yang semakin kompleks, kepatuhan terhadap regulasi tidak hanya penting untuk menghindari sanksi, tetapi juga untuk menjaga reputasi dan hubungan baik dengan pemangku kepentingan (stakeholders).
Namun, manajemen risiko kepatuhan tidak dapat dilakukan dengan pendekatan yang sederhana. Kompleksitas bisnis modern memerlukan pendekatan yang lebih multidisiplin dan komprehensif. Di sinilah pemikiran filosofis seperti Aristotle, Descartes (Cartesian), dan Nash dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam membangun kerangka CRM yang lebih baik.
Dalam tulisan ini, kami akan mengeksplorasi bagaimana konsep-konsep dari ketiga pemikir ini dapat diterapkan dalam CRM, dengan mempertimbangkan aspek what (apa yang dapat dilakukan), why (mengapa penting), dan how (bagaimana cara melakukannya). Kami juga akan memberikan kritik serta evaluasi atas kelebihan dan kelemahan pendekatan ini dalam konteks CRM.
1. Pemikiran Aristotle dalam Compliance Risk Management
What: Kebajikan dalam Manajemen Risiko Kepatuhan