Putus cinta merupakan salah satu hal yang paling menyakitkan di muka bumi ini. Rasa sakit yang diakibatkan dari putus cinta bisa menyebabkan luka batin yang mendalam, dan itu tidak hanya berdampak bagi Kesehatan jiwa tetapi juga Kesehatan raga.Â
Seringkali orang yang baru putus cinta merasa gelisah, tidak nafsu makan, susah tidur, dan ingin selalu ditemani karena tidak ingin merasakan kesepian.
Ketika ditinggalkan seorang kekasih yang sangat kita cintai, dalam hati kita seolah ada ruang yang kosong dan terasa hampa.Â
Butuh kesadaran yang besar untuk bisa menerima kenyataan bahwa kekasih yang kita cintai memutuskan untuk pergi, begitu pun kita harus siap menjalani hari-hari penuh sepi setelah dia pergi.Â
Memang benar kata Gaara dalam anime Naruto bahwa manusia tidak akan pernah bisa menang melawan kesepian, mungkin kesepian lebih menyakitkan daripada tidak punya uang.
Banyak orang yang hilang arah karena putus cinta, menjadikan narkoba atau minuman keras sebagai pelampiasan, bahkan ada yang nekad sampai mengakhiri hidupnya karena putus cinta. Efek dari putus cinta ini memang sangat merusak Kesehatan mental dan Kesehatan raga.Â
Oleh sebab itu, sebagai orang yang pernah mengalami putus cinta dan patah hati saya akan menyampaikan beberapa hal yang harus dilakukan setelah putus cinta, yaitu sebagai berikut:
Pertama, menikmati patah hati, ya benar patah hati memang harus dinikmati, rasakan sakitnya dan ambil pelajaran darinya. Tidak ada yang perlu ditakuti ketika dia memutuskan untuk pergi, karena dunia akan tetap berjalan meskipun tidak bersamanya.Â
Tetapi ingat jangan terlalu lama menikmati patah hati, ibaratnya ketika kamu terjatuh lihatlah ke atas dan nikmati pemandangan langit ketika kamu terjatuh, tetapi jangan malah ketiduran, kamu pun harus bergegas untuk bangkit.
Kedua, berdamai dengan keadaan, terima saja bahwa memang dia telah pergi, dan tangisan mu tidak akan membuat dia kembali. Karena sekuat apapun kita menjaga, yang pergi akan tetap pergi.Â
Memang tidak mudah untuk berdamai dengan keadaan, perlu usaha keras untuk melakukannya, tetapi seiring berjalannya waktu kamu akan terbiasa menjalani hidup tanpa kehadirannya. karena waktu adalah obat.Â