Mohon tunggu...
Ega Farrel Habibullah
Ega Farrel Habibullah Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Saya Ega Farrel Habibullah, seorang mahasiswa S1 Teknik Material dan Metalurgi di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) yang memiliki ketertarikan yang kuat pada penelitian industri. Saat ini, saya merupakan anggota aktif dari INDOCOOR ITS SC, sebuah organisasi yang didedikasikan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam ilmu korosi dan metode pencegahannya. Saya juga memiliki pengalaman langsung dari magang saya sebagai perancang teknis CAD dan sebagai mentor AutoCAD Pro.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Efek Penempatan Tanaman dalam Wall Planter Bag dan Pupuk Kompos terhadap Pertumbuhan dan Hasil Bayam Merah (Amaranthus tricolor L)

1 Desember 2024   23:23 Diperbarui: 4 Desember 2024   20:24 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendahuluan

Penurunan luas lahan akibat konversi lahan terutama lahan pertanian mengakibatkan kesenjangan dalam pemenuhan kebutuhan bahan makanan. Pemenuhan kebutuhan akan produk hasil pertanian memerlukan teknologi dan inovasi. Minimnya lahan pertanian di kota menyebabkan munculnya konsep urban farming. Urban farming merupakan konsep memindahkan pertanian konvensional ke pertanian di perkotaan guna menopang kebutuhan pangan di perkotaan. Guna mendukung optimasi budidaya tanaman di pekarangan maka diperlukan teknologi tepat guna spesifik pekarangan di perkotaan, diantaranya adalah teknologi budidaya tanaman secara vertikal sistem wall garden satau wall planter bag. Secara harfiah, wall garden diartikan sebagai praktek budidaya tanaman di tembok, baik berdiri sendiri sejajar tembok atau menempel langsung pada tembok. Aplikasi teknologi wall garden atau wall planter bag khususnya di perkotaan memberikan banyak manfaat, baik manfaat perlindungan lingkungan maupun manfaat sosial dan estetika lingkungan. 

Bayam merah (Amaranthus tricolor L) merupakan tanaman yang daunnya biasa dikonsumsi sebagai sayuran.Tanaman ini berasal dari Amerika tropik namun sekarang tersebar ke seluruh dunia.Indonesia merupakan negara yang memiliki daratan yang cukup luas, yang memungkinkan berbagai tanaman dapat tumbuh dan berkembang di dalamnya baik tanaman tahunan maupun tanaman musiman, termasuk tanaman sayuran seperti bayam merah.Tanaman bayam merah awalnya dikenal sebagai tumbuhan hias,namun perkembangan tanaman ini dipromosikan sebagai bahan pangan sumber protein, terutama di negara berkembang. Tanaman bayam merah (Amaranthus tricolor L) termasuk sayuran bergizi tinggi dan digemari oleh masyarakat. Beberapa keunggulan tanaman ini adalah dapat sebagai pembersih darah setelah melahirkan, memperkuat akar rambut, mengobati disentri, dan mengatasi anemia. Kandungan gizi tanaman bayam merah antara lain mengandung protein, vitamin A, vitamin C,dan garam-garam mineral yang dibutuhkan tubuh dan mengandung antosianin yang berguna dalam menyembuhkan penyakit anemia, memiliki antioksidan tinggi bisa menghambat pertumbuhan sel kanker, membantu mengontrol kadar kolesterol dan gula darah. Kompos adalah salah satu pupuk organic buatan manusia yang dibuat dari proses pembusukan sisa-sisa bahan organic (tanaman maupun hewan). Proses pengomposan dapat berlangsung secara aerobic dan anaerobik yang saling menunjang pada kondisi lingkungan tertentu. Proses ini disebut juga dekomposisi atau penguraian. Proses pembuatan kompos sebenarnya meniru proses pembentukan humus di alam, namun dengan cara merekayasa kondisi lingkungan kompos dapat dipercepat proses pembuatannya, yaitu hanya dalam jangka waktu 30- 90 hari. Waktu ini melebihi kecepatan terbentuknya humus secara alami. Pupuk kompos selalu tersedia sewaktu-waktu diperlukan tanpa harus menunggu bertahun- tahun lamanya.  Auksin merupakan ZPT yang berperan dalam perpanjangan sel pucuk atau tunas tanaman. Selain memacu perpanjangan sel yang dan mendorong pemain pemanjangan batang dan akar. Auksin dapat bekerja sebagai zat yang dapat mempercepat pertumbuhan tanaman apabila berada dalam keadaan kurang cahaya atau gelap. Auksin akan rusak apabila terkena cahaya, sehingga pertumbuhan batang akan terhambat saat kondisi terang. Auksin dapat bekerja sebagai zat yang dapat mempercepat pertumbuhan apabila ia berada dalam keadaan  tidak terkena air, tidak dipengaruhi sinar, sinar cukup terang, udara lembab, suhu udara tinggi.  Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui jenis pupuk organik dan dosis yang tepat dalam mengoptimalkan pertumbuhan dan hasil tanaman bayam merah. Penempatan media tanam pada posisi baris tanam vertikultur diduga dapat memberikan pengaruh yang berbeda terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman. Hal ini berkaitan dengan penerimaan cahaya oleh tanaman di setiap posisi baris tanam pada komposisi media tanam berbeda. Penempatan komposisi media tanam pada posisi baris tanam vertikal yang sesuai, dapat mengoptimalkan penggunaan media tanam yang ada. Sehingga setiap komposisi media tanam dengan karakteristik yang dimiliki berpotensi optimal dalam mendukung pertumbuhan dan hasil tanaman pada sistem vertikultur. Penelitian budidaya selada di pekarangan secara vertikultur belum diteliti secara menyeluruh khususnya terkait posisi baris tanam dan media tanam. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian mengenai pengaruh komposisi media tanam dan posisi baris tanam terhadap pertumbuhan dan hasil bayam merah. Pada tahun 2045, penelitian tentang sistem vertikultur dengan wall planter bag memiliki potensi besar untuk menjadi solusi pertanian berkelanjutan di tengah keterbatasan lahan, terutama di perkotaan. Teknik ini dapat dioptimalkan untuk meningkatkan hasil panen sayuran bernilai gizi tinggi, seperti bayam, dengan efisiensi ruang dan sumber daya. Kombinasi media tanam yang tepat, seperti kompos organik, dan pengaturan posisi tanam yang optimal dapat mendorong produktivitas pertanian urban secara signifikan. Di masa depan, pengembangan lebih lanjut dari metode ini dapat menjadi dasar transformasi sektor pertanian urban, mendukung ketahanan pangan, dan mempercepat penerapan teknologi ramah lingkungan di seluruh Indonesia. 

Isi

Wall planter bag adalah sistem pertanian vertikal berupa kantong tanam yang dipasang pada dinding, dirancang untuk menumbuhkan tanaman di area terbatas, terutama di perkotaan. Sistem ini mempengaruhi pertumbuhan tanaman dengan memastikan distribusi cahaya, air, dan nutrisi yang efisien, serta meningkatkan sirkulasi udara, yang mengurangi risiko penyakit. Salah satu keunggulan utama sistem vertikultur seperti ini adalah efisiensi penggunaan ruang, memungkinkan lebih banyak tanaman ditanam di lahan yang kecil. Selain itu, sistem ini dapat meningkatkan hasil panen, mendukung keberlanjutan lingkungan dengan mengurangi jejak karbon, dan menciptakan ruang hijau yang estetis di kawasan urban. Dengan kemudahan pemeliharaan dan kemampuannya mendukung ketahanan pangan, wall planter bag menjadi solusi ideal untuk budidaya tanaman di perkotaan, membantu masyarakat memenuhi kebutuhan pangan lokal secara mandiri dan ramah lingkungan. Penelitian ini menggarisbawahi keunggulan penggunaan tanah dan kompos (1:1) dibandingkan pupuk kimia seperti ZPT Auksin. Kompos tidak hanya menyediakan nutrisi secara berkelanjutan tetapi juga memperbaiki struktur tanah, meningkatkan kapasitas retensi air, dan mendukung ekosistem mikroba. Sementara itu, ZPT Auksin, meskipun efektif untuk pertumbuhan awal tanaman, memiliki kelemahan dalam keberlanjutan jangka panjang dan risiko lingkungan. Dalam sistem vertikultur menggunakan wall planter bag, posisi baris tanam memiliki pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman, dengan penelitian menunjukkan bahwa baris ketiga hingga kelima memberikan hasil optimal. Faktor utama yang mempengaruhi hasil ini meliputi pencahayaan, aliran udara, dan distribusi nutrisi. Pencahayaan optimal terjadi pada baris tengah hingga bawah, seperti baris ketiga hingga kelima, di mana tanaman menerima cahaya yang cukup untuk fotosintesis tanpa mengalami stres akibat intensitas cahaya berlebih seperti di baris atas. Sebaliknya, baris paling bawah sering mengalami keterbatasan pencahayaan karena bayangan dari baris di atasnya. Aliran udara yang lebih stabil di baris tengah mendukung pertumbuhan yang sehat, mengurangi risiko kelembaban berlebih yang dapat memicu serangan penyakit jamur atau bakteri, dibandingkan dengan baris paling bawah yang cenderung mengalami stagnasi udara. Selain itu, distribusi nutrisi dan air dalam sistem vertikultur mengalir dari baris atas ke bawah, dan baris ketiga hingga kelima berada pada posisi ideal untuk menerima cukup nutrisi tanpa kelebihan air yang dapat menyebabkan genangan atau pencucian unsur hara. Penelitian ini mencatat bahwa baris ketiga hingga kelima menghasilkan tanaman dengan pertumbuhan terbaik, seperti tinggi tanaman, jumlah daun, dan luas daun yang lebih besar, serta bobot segar dan brangkasan yang lebih tinggi dibandingkan baris lainnya. Temuan ini konsisten dengan penelitian sebelumnya yang menyoroti bahwa baris tengah dalam sistem vertikultur umumnya lebih produktif karena pencahayaan, kelembapan, dan distribusi nutrisi yang seimbang, menjadikannya posisi optimal untuk budidaya tanaman secara vertikal. Dalam praktik urban farming untuk mendukung ketahanan pangan di area perkotaan yang memiliki keterbatasan lahan. Sistem vertikultur menggunakan wall planter bag memungkinkan budidaya bayam merah secara efisien di dinding kosong, balkon, atau pekarangan kecil, menjadikan ruang yang sebelumnya tidak produktif menjadi area penghasil pangan. Kombinasi media tanam tanah dan pupuk kompos memberikan nutrisi seimbang, mendukung pertumbuhan optimal, dan sekaligus meningkatkan kualitas tanah secara berkelanjutan. Dari segi ekonomi, penerapan metode ini memiliki potensi untuk menurunkan biaya konsumsi rumah tangga melalui produksi sayuran segar sendiri, mengurangi ketergantungan pada pasar.  Selain itu, hasil panen yang melimpah memungkinkan masyarakat menjual surplusnya, menciptakan peluang pendapatan tambahan. Dalam skala lebih besar, sistem ini dapat dimanfaatkan oleh komunitas urban farming atau usaha kecil untuk memasok sayuran organik berkualitas tinggi ke pasar lokal, yang memiliki nilai jual lebih tinggi dibandingkan sayuran konvensional. Secara lingkungan, sistem ini mendukung keberlanjutan dengan memanfaatkan limbah organik untuk menghasilkan kompos, mengurangi limbah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir. Urban farming berbasis wall planter bag juga membantu menyerap karbon dioksida, meningkatkan kualitas udara di perkotaan, dan menciptakan ruang hijau yang berkontribusi pada estetika lingkungan. Penerapan teknologi ini secara luas dapat menjadi salah satu solusi untuk mengurangi jejak karbon dan mendukung upaya mitigasi perubahan iklim di masa depan. Dengan penelitian lebih lanjut untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas, metode ini dapat menjadi model pertanian perkotaan yang layak secara ekonomi, ramah lingkungan, dan bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat secara lokal. Penerapan sistem wall planter bag dalam budidaya vertikal, seperti pada tanaman bayam merah, menghadapi beberapa tantangan yang perlu diatasi untuk meningkatkan keberhasilannya. Salah satu tantangan utama adalah biaya awal yang tinggi, termasuk kebutuhan untuk membeli kantong tanam, media tanam, pupuk organik, dan sistem irigasi, yang dapat menjadi hambatan bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Selain itu, kebutuhan perawatan yang intensif, seperti pemantauan rutin terhadap kelembaban, distribusi nutrisi, dan pengendalian penyakit, menjadi tantangan tersendiri, terutama karena ketidakseimbangan nutrisi atau air dapat dengan cepat mempengaruhi tanaman. Keterbatasan ruang di area perkotaan juga menjadi kendala, karena tidak semua lokasi memiliki dinding atau ruang vertikal yang cukup untuk instalasi, sehingga membatasi skala budidaya. Faktor lingkungan, seperti intensitas cahaya yang tidak merata, suhu, dan sirkulasi udara yang buruk, juga dapat mempengaruhi keberhasilan tanaman, terutama di baris atas atau bawah yang lebih rentan terhadap kondisi ekstrem. Untuk mengatasi tantangan ini, inovasi seperti desain modular yang fleksibel dan penggunaan material daur ulang untuk kantong tanam dapat mengurangi biaya awal. Sistem irigasi otomatis berbasis teknologi IoT dapat memastikan distribusi air dan nutrisi yang merata sambil mengurangi perawatan harian. Panel surya kecil dapat digunakan untuk mendukung lampu grow light sebagai solusi di area dengan pencahayaan minim, memungkinkan sistem ini diterapkan di dalam ruangan. Selain itu, edukasi dan pembentukan komunitas urban farming dapat membantu pemula mendapatkan panduan praktis dan berbagi pengalaman, sementara ruang tidak konvensional seperti pagar atau balkon dapat dimanfaatkan untuk memperluas area tanam. Integrasi dengan metode seperti hidroponik juga dapat meningkatkan efisiensi hasil dan memperluas skalabilitasnya ke sektor komersial, seperti restoran atau pasar lokal. Dengan kombinasi solusi ini, sistem wall planter bag memiliki potensi besar untuk menjadi bagian penting dari urban farming, memberikan manfaat ekonomi melalui pengurangan biaya rumah tangga dan peluang pendapatan tambahan, sekaligus mendukung keberlanjutan lingkungan dengan menciptakan ruang hijau yang produktif di area perkotaan.

Kesimpulan

Kesimpulannya Kombinasi tanah dan kompos (1:1) terbukti memberikan hasil terbaik untuk pertumbuhan tanaman bayam merah, seperti tinggi tanaman, jumlah daun, dan luas daun, menunjukkan bahwa kompos merupakan media tanam yang lebih efektif dibandingkan pupuk anorganik seperti ZPT Auksin. Selain itu, posisi baris ketiga hingga kelima dalam wall planter bag menunjukkan hasil optimal karena menyediakan keseimbangan ideal dalam pencahayaan, distribusi nutrisi, dan kelembapan, yang semuanya mendukung pertumbuhan tanaman secara maksimal. Sistem wall planter bag, sebagai bagian dari teknik vertikultur, juga membuktikan efektivitasnya untuk budidaya di area perkotaan, memanfaatkan ruang vertikal dengan efisien dan menghasilkan tanaman berkualitas tinggi meskipun dalam lahan yang terbatas. Rekomendasi penulis yaitu Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan berbagai bentuk dan desain wadah tanam vertikultur dengan berbagai parameter seperti bahan, tinggi, ukuran kantong sehingga mendapat hasil yang lebih baik untuk budidaya teknik verticulture. Dan diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai penanaman berbagai komoditas khususnya tanaman sayur pada komposisi media tanam tertentu, sehingga memperkaya informasi mengenai media tanam untuk hasil optimal dengan budidaya teknik verticulture khususnya di pekarangan perkotan.

Daftar Pustaka

Natalia, C., Kusumarini, Y., Poillot, J. F., Studi, P., Interior, D., Petra, U. K., & Siwalankerto, J. (2017). Perancangan Interior Fasilitas Edukasi Hidroponik di Surabaya. 5(2), 97--106.

Hindle, R. L. 2012. A vertical garden: origins of the Vegetation-Bearing Architectonic Structure and System (1938), Studies in the History of Gardens & Designed Landscapes: An International Quarterly 32(2). p. 99-110.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun