Mohon tunggu...
Gaya Hidup Pilihan

Opini: Menjadi Mamah Muda Juga Ada Usia Idealnya

13 Agustus 2016   23:55 Diperbarui: 15 Agustus 2016   02:01 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Pemberitaan mengenai pernikahan muda sedang naik-naiknya, membuat para jomblo yang masih labil kemudian menjadi terbawa perasaan ingin nikah muda. Ketika saya mendengar berita itu pertama kali, saya meringis. 

Sekitar sebulan yang lalu, saya sedang menjalankan tugas saya untuk menyurvei kesehatan mengenai ibu dan balita di wilayah tertentu. Wilayah tersebut tidak termasuk daerah pedalaman namun masih bisa disebut desa. Saya kemudian kaget ketika menemukan banyak ibu-ibu muda disana. Kebanyakan dari mereka, lulus SMA langsung menikah karena sepertinya pendapat orang - orang disana adalah seorang wanita hanya hidup untuk mengurus anak dan keluarga bukan untuk mencari nafkah. Saya sendiri baru 22 tahun dan tidak menyangka bahwa ibu-ibu yang saya temui adalah seumuran dengan saya atau bahkan lebih muda. Di usia 22 tahun, mereka sudah punya anak usia 5 tahun! Dan saya hanya bisa terdiam mengetahui usia mereka saat menikah. Masih sangat muda. Dikarenakan masih minimnya faktor ekonomi, mereka tinggal dengan orangtua atau mertua mereka. 

Salah satu hal menarik saat itu adalah ketika saya mewawancarai seorang ibu muda berusia 18 tahun dengan anaknya yang berusia 1 tahun. Ibu muda tersebut terlihat seperti adik saya. Wajah dan tubuhnya masih kecil tapi sudah menggendong seorang bayi. Saya sungguh tidak tega. Ketika saya mulai bertanya tentang persalinannya dan kesehatan anak, ibu muda tersebut tidak terlalu paham. Dia berulang kali menengok ke mertuanya dan jawaban yang saya dapatkan adalah jawaban dari sang mertua.

Apa yang ingin saya sampaikan adalah bahwa pernikahan di usia yang masih sangat muda, terutama wanita dibawah 21 tahun, belum benar-benar memahami peranan menjadi seorang ibu. Lagipula, tubuhnya belum terlalu siap untuk reproduksi dan melahirkan sehingga banyak sekali kejadian angka kematian ibu atau masalah mental yang menimpa ibu karena terlalu muda menikah. 

Saya, 22 tahun, belum merasa siap untuk menikah muda padahal saya punya modal ilmu mengenai kesehatan ibu dan anak karena saya adalah lulusan mahasiswa kesehatan. Apalagi mereka yang masih 17-20 tahun? Lulus SMA saja sudah untung karena banyak dari mereka yang terpaksa putus sekolah dan memilih untuk menikah. Selain jiwa mereka yang masih ingin bermain-main dengan teman sebaya, tubuh mereka juga akan lebih siap untuk persalinan nantinya di usia yang lebih tua.

Usia pernikahan yang ideal bagi wanita adalah diatas 21 tahun dan laki-laki diatas 25 tahun. Lantas apakah yang bisa dilakukan selagi menunggu usia ideal? Banyak! Bahagiakan orangtua terlebih dahulu, bersenang-senang dengan pencapaian yang luar biasa, atau bersendagurau dengan teman-teman, atau bahkan mencari ilmu sebanyak-banyaknya demi masa depan yang lebih baik.

Saya harap teman-teman lebih bijak dalam menyikapi pemberitaan nikah muda ini ya. Jangan lihat dari sisi yang cerah saja, tapi kenali juga sisi yang gelap dari pernikahan. Mereka yang sudah tua saja masih berdarah-darah mengarungi bahtera rumah tangga. Dan eits, jangan lupa, kesehatan ibu dan anak adalah faktor kesuksesan sebuah negara. Menjadi mamah muda boleh saja, tapi tetap di atas 21 tahun ya!

Salam,
Eganda, 22 tahun

Sudah ideal untuk menikah tapi masih ingin mencari ilmu lagi demi anak dan suami kelak. Sekalian, cari suami hahaha.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun