Mohon tunggu...
Ega Putri Liana
Ega Putri Liana Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar SMAN 28 Jakarta

Ega Putri Liana (09) XI Mipa 4

Selanjutnya

Tutup

Nature

Proses Terbentuknya Langit yang Biru

30 Agustus 2020   14:12 Diperbarui: 30 Agustus 2020   14:11 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sangat mudah bagi kita untuk melihat bahwa warna langit adalah biru. Pernah kah kamu bertanya - tanya mengapa? Banyak orang pintar lainnya yang juga bertanya - tanya. Tetapi butuh waktu yang sangat lama untuk membuktikannya.

Cahaya matahari terlihat berwarna putih. Padahal sebenarnya cahaya matahari terdiri dari semua warna yang ada di pelangi. Buktinya saat cahaya matahari melewati sebuah prisma, cahaya itu akan terbagi warnanya menjadi seluruh warna aslinya atau yang ada di pelangi.

Kita diajarkan bahwa cahaya yang kita lihat hanyalah bagian kecil dari energi yang ada dan mengalir di seluruh alam semesta ini di sekeliling kita. Seperti energi yang melewati samudra, energi cahaya juga mengalir dengan arus. Ada beberapa macam cahaya yang mengalir di aliran yang panjang dan lambat.

Cahaya hanya bergerak dalam satu aliran yang seperti garis tegak lurus kecuali ada sesuatu yang menghalangi untuk membelokannya (seperti kaca), membengkokkannya (seperti gas molekul yang ada di atmosfer bumi).

Cahaya matahari sampai ke atmosfer bumi dan tersebar ke semua arah oleh gas molekul yang ada di atmosfer bumi. Tapi yang paling banyak tersebar adalah warna biru karena warna biru adalah warna cahaya yang mengalir paling pendek dan memiliki arus paling kecil. Inilah alasan mengapa kita melihat warna langit yang biru sepanjang waktu.

Lebih mendekat ke cakrawala, langit terbagi lagi antara biru yang lebih terang dan putih. Cahaya matahari sampai ke kita di permukaan bumi ini sudah mengalir melewati lebih banyak lagi macam lapisan udara di bumi. Warna biru yang sebelumnya sudah tersebar dan terus tersebar lagi.

Selain itu, permukaan bumi juga memantulkan kembali cahaya yang sudah tersebar kembali ke udara. Semua sebaran ini terus berlangsung sehingga mencampur semua warna di udara menjadi putih dan sedikit biru.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun