Mohon tunggu...
Ega Aisha
Ega Aisha Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Universitas Airlangga

Mencoba hal baru adalah hobi saya

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Atasi Overthinking Dengan Mindset Stoisisme

11 Mei 2024   19:00 Diperbarui: 11 Mei 2024   19:24 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 "aku overthinking nih", "kemarin aku gabisa tidur karena overthingking". Pernahkah anda mendengar keluhan seperti itu? atau mungkin kah anda pernah mengalaminya sendiri?

Overthinking adalah salah satu kata yang populer dimasa modern ini terutama bagi kalangan gen z. Kata over yang berarti berlebihan, sedangkan thinking berarti berpikir, sehingga dapat disimpulkan bahwa overthinking ini adalah keadaan ketika seseorang berpikir secara berlebihan terhadap sebuah peristiwa yang sedang atau belum dialaminya.

Ada beberapa dampak buruk yang disebabkan oleh overthinking ini, yaitu energi banyak terkuras, menjadi tidak bersemangat untuk menjalani hari-hari, bahkan bisa menjadi pemicu stres berat. Karena hal itu perlu adanya sikap yang bijak dari diri sendiri untuk menghadapi jika overthinking datang menyerang.

Salah satu cara yang bisa dicoba ntuk menghadapi overthinking adalah dengan menerapkan stoisisme. Stoisisme adalah sebuah prinsip berdasarkan aliran filsafat yunani kuno yang memfokuskan faktor internal terutama dari diri sendiri. Filosofi ini mengajarkan untuk fokus pada perkara yang bisa dikendalikan oleh diri kita daripada harus fokus kepada hal-hal diluar kendali kita.

Respon yang kita berikan terhadap sebuah masalah akan menentukan apakah masalah itu akan selesai atau sebaliknya. Kita sering tidak menyadari, ketika mengalami suatu masalah kita malah fokus dengan perkara diluar kendali kita. Kita terlalu fokus kepada sesuatu yang tidak bisa kita ubah. Hal itulah yang seringkali menjadi pemicu overthinking. Contohnya ketika akan menghadapi ujian sekolah, seringkali sebelum hari ujian tiba kita akan sering berpikir "gimana ya soal ujiannya besok?","susah atau enggak ya soal ujiannya?", "siapa ya yang bikin soal ujiannya?" dan masih banyak pikiran lain yang sering datang menganggu. Hal itu pastinya akan sangat menganggu pikiran dan membuat tidak fokus terhadap tujuan yang ingin dicapai. Pertanyaan-pertanyaan diatas adalah contoh dari sesuatu yang berada diluar kendali kita. Bagaimana soal ujian dibuat, susah atau mudahnya soal ujian, lalu siapakah yang membuat soal ujian. Hal- hal itu sudah berada diluar kendali kita dan tidak bisa kita ubah. Sikap yang bisa dilakukan adalah dengan fokus terhadap diri sendiri. Fokus untuk mempersiapkan ujian dengan sebaik-baiknya agar mendapatkan nilai yang maksimal nantinya.

Seringkali pikiran diri sendirilah yang menjadi penyebab hancurnya diri sendiri. Tidak jarang juga ditemukan berita mengenai overthinking yang menjadi penyebab rusaknya mental seseorang. Dari stoisisme ini kita belajar bahwa penting untuk bisa menyadari mana sesuatu yang bisa kita kendalikan dan mana sesuatu yang sudah berada diluar kendali kita. Mencoba untuk memiliki kuasa terhadap hal-hal diluar kendali kita hanya akan berujung sia-sia. Mindset stoisisme ini perlu diterapkan agar hidup menjadi lebih tenang dan terhindar dari kegelisahan akibat overthinking. Pemahaman antara hal yang menjadi kendali kita dan diluar kendali kita juga sangat penting.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun