"Hai bunga-bunga yang mekar, baumu harum, dan tanaman lainnya terlihat segar. Sepertinya para tumbuhan bersemangat di hari ini." Ucapnya pada alam.
Alam yang menyambut dengan penuh semangat pada hari ini, matahari bersinar terang, langit yang biru, dan suasana yang menenangkan. Membuat pikiran seorang manusia menjadi lebih "fresh".
Ana terus berjalan melewati pohon-pohon rindang. Hingga ia akan bertemu sungai dan melihat pantulan dirinya di air.
"Aku akan melihat air mengalir dan gemercik suaranya."
Germercik air terdengar, seperti melengkapi suasana alam yang cerah hari ini. Air sungai itu bening, ikan-ikan bahagia ada di dalamya. Ana pun juga bahagia, dia merasa menemukan tempat yang tepat untuk merenung. Meninggalkan pikiran berisiknya tentang hal-hal yang buruk.
"Pemandangan yang indah, semoga pikiran dan hatiku lebih tenang di sini. Hanya ada aku dan alam. Aku bisa berbicara apapun di sini, terhindar dari tempat yang sesak." Betapa senangnya Ana, lalu dia duduk di atas rerumputan. Menghirup udara segar, memejamkan mata, dan mendengarkan gemercik air. Kemudian membuka matanya dengan harapan lebih tenang.
"Pikiranku lebih tenang, tidak berisik seperti sebelumnya. Hatiku ikut bahagia melihat pemandangan ini. Menjauh dari hal yang tidak membuatku senang sementara waktu. Sebenarnya tidak semua hal buruk, masih banyak yang baik. Aku saja yang sedang lelah,"
Ia berdiri lalu berjalan menuju tepi sungai, melihat ke arah mana air sungai itu mengalir. Perlahan-lahan dia fokus kepada pantulan dirinya di air.
"Seperti bukan diriku, wajahku terlihat datar. Di mana senyumku? Mataku terlihat lelah. Oh, perempuan manis, mungkin aku akan mencoba tersenyum."
Dia benar-benar tersenyum ke arah air itu, "Nah, ini baru aku. Aku bisa membuat orang lain tersenyum juga dengan wajah ini. Mereka tidak perlu tahu hal yang membuatku merasa lelah. Orang yang dekat denganku pasti akan mengerti dengan sendirinya. Tapi di sini tidak ada orang selain aku, tapi alam menemaniku."Â