Dita berjalan melewati jalanan yang kanan-kirinya dipenuhi pohon rindang. Biasanya jalanan ini sudah ramai, tapi saat ini belum waktunya.
"Sepi dan aku sendiri. Aku merindukan mereka. Di sini aku kenal dengan orang-orang tapi belum ada yang sampai ke hatiku." Ucapnya karena rasa rindu.
Cuaca hari ini cukup cerah, sayang kalau dilewatkan. Dita memilih untuk duduk di bangku panjang yang ada di trotoar. Dari kejauhan ada empat orang siswa SMA yang berjalan bersama. Dita seperti bernostalgia melihat mereka. Lalu membandingkan yang dia rasakan saat ini.
"Masa SMA yang sudah berlalu, bertemu tiga orang yang membuatku bersyukur ada di SMA itu. Walaupun tidak banyak hal yang membuat aku merasakan bahagia di tempat itu, tapi masih indah karena ada mereka, dan masih bisa gembira karena ada cerita." Gumamnya dalam hati.
"Sekarang aku punya teman, tapi hanya sekedar kenal saja. Rasanya aku tidak ingin kenal lebih dekat dengan mereka. Mungkin aku saja yang masih ragu. Aku tidak mau berlebihan kepada orang yang baru aku kenal. Seiring berjalannya waktu, semua bisa dibuktikan. Mana yang bisa dekat dan tidak." Lanjutnya.
Menemukan teman yang benar-benar seorang teman memang tidak semudah itu, bahkan Dita mengalaminya. Tapi dia juga berpikir, saat ini usianya sudah mulai dewasa. Mungkin merasakan kesepian adalah bonusnya.Â
Kringg...kringg...kringg..
Handphone-nya berdering. Tanpa berpikir panjang Dita menjawab telepon dari orang yang dia kenal.
"Hai, pagi teman. Aku samperin kamu ya. Aku lihat kamu duduk di bangku itu. Bye-bye..."
"Loh, kok..." belum selesai bicara sudah dimatikan.