Senyuman manis untuk menyambut pagi yang cerah. Anya, berjalan sambil bersenandung seperti biasanya. Hari-hari yang harus dia nikmati dan syukuri.
Dia hanyalah seorang mahasiswi biasa, si pendiam yang mengerjakan tugas sebisanya. Hanya beberapa teman dekat yang dia kenal semenjak dia pindah ke kota yang baru.
"Aku harus tetap ceria, walaupun beban tugas banyak. Tapi aku manusia biasa, jadi aku boleh mengeluh."
Jarak yang dekat dengan fakultasnya, tinggal jalan saja sudah sampai. Untuk menunggu mata kuliah hari ini, dia duduk di lobi. Melihat-lihat orang-orang yang lewat depannya dan lalu naik ke tangga atas.
Tidak sengaja, matanya mengarah pada pintu masuk lobi. Dia melihat seorang laki-laki bertubuh tinggi, berkacamata, dan kemeja kotak-kotak yang tidak asing.
"Kebetulan atau bagaimana? Aku melihat dia lagi." Ucapnya
Kakak tingkat yang pernah membantunya dulu dan tanpa sengaja menaruh perasaan yang lebih.Â
Tapi Anya hanya bisa diam dan berwajah datar, meski hatinya sudah tidak karuan karena perasaannya. Anya lalu mengalihkan pandangannya untuk tidak melihat laki-laki itu lagi.Â
Jam menunjukkan kurang dua puluh menit lagi masuk. Anya bergegas menuju ke kelasnya hari ini. Jangan sampai dia telat masuk lagi.Â
"Semangat, walau harus lewat tangga ke lantai tiga."Â