Masjid Jami' Air Tiris: Sejarah dan Peran Sosial
Pendahuluan
Masjid Jami' Air Tiris merupakan salah satu tempat ibadah yang memiliki nilai sejarah dan budaya yang tinggi di Indonesia. Terletak di tengah masyarakat, masjid ini tidak hanya berfungsi sebagai pusat kegiatan keagamaan, tetapi juga sebagai simbol persatuan dan kekuatan komunitas.
Sejarah masjid ini berakar dari tradisi Islam yang mulai berkembang di wilayah tersebut, mencerminkan perjalanan panjang umat Islam dalam menyebarkan ajaran agama. Arsitektur masjid yang khas, dengan ornamen-ornamen yang indah, mencerminkan kekayaan budaya lokal yang dipadukan dengan nilai-nilai Islam.
Masjid Jami' Air Tiris juga menjadi tempat berkumpulnya masyarakat untuk berbagai aktivitas sosial dan pendidikan, termasuk pengajian, perayaan hari besar Islam, dan kegiatan sosial lainnya. Dengan demikian, masjid ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat kehidupan sosial yang memperkuat ikatan antarwarga.
Pembahasan
Masjid Jami Air Tiris dibangun pada tahun 1901 dan diresmikan pada tahun 1904, dan merupakan masjid tertua di Kabupaten Kampar. Masjid ini dibangun dengan perpaduan gaya arsitektur Melayu dan Cina, dengan atap bertingkat tiga berbentuk limas. Awalnya, seluruh bangunan terbuat dari kayu, termasuk atapnya, namun saat ini atapnya diganti dengan atap seng. Bangunan ini memiliki 40 tiang kayu, yang melambangkan jumlah minimal orang yang dibutuhkan untuk salat Jumat . Masjid ini juga dibangun secara unik dengan hanya menggunakan pasak dan tanpa paku, sehingga biaya pembangunannya pun minimal.
Bangunan ini awalnya merupakan situs pasar Air Tiris di tepi sungai yang didirikan pada tahun 1881. Pembangunan masjid ini dilakukan secara bersama-sama oleh masyarakat lokal Air Tiris, yang dipimpin oleh pemimpin lokal Datuk Ongku Mudo Songkal. Arsiteknya adalah H. Burhanuddin dan panitia pembangunan melibatkan para pemimpin dari 24 suku di desa Air Tiris. Bangunan ini dikatakan terinspirasi oleh Masjid Demak di Jawa Tengah . Masjid ini diresmikan dengan kurban 10 ekor kerbau.
Warga setempat percaya bahwa kekuatan ilahi melindungi masjid tersebut. Konon, pemerintah kolonial Belanda pernah mencoba membakar masjid tersebut dengan menyiramnya dengan minyak, tetapi masjid tersebut tetap berdiri kokoh. Pada tahun 2016, terjadi banjir besar, dengan daerah sekitarnya terendam air, tetapi air tidak sampai ke kompleks masjid. Ada beberapa artefak di dalam masjid yang diyakini penduduk setempat memiliki kekuatan ilahi, termasuk dua pilar kayu masjid serta batu suci berbentuk kepala kerbau.
Masjid ini merupakan destinasi wisata yang sangat diminati oleh masyarakat sekitar, terutama saat hari besar Islam seperti Isra Miraj , Maulid Nabi , dan Idul Fitri . Saat ini, banyak wisatawan mancanegara yang berkunjung ke tempat ini, terutama dari Malaysia dan Singapura.
Sejarah Masjid Jami' Air Tiris
Masjid Jami' Air Tiris dibangun pada abad ke-19, pada masa ketika Islam mulai berkembang pesat di wilayah tersebut. Awalnya, masjid ini didirikan oleh para ulama dan tokoh masyarakat setempat yang memiliki visi untuk menyediakan tempat ibadah bagi umat Muslim. Seiring berjalannya waktu, masjid ini menjadi pusat kegiatan keagamaan dan sosial masyarakat sekitar.
Sejarah Pembangunan