Mohon tunggu...
efri s bahri
efri s bahri Mohon Tunggu... -

Efri S. Bahri, SE, Ak, M.Si, lahir di Kota Padang Sumatera Barat. Pendidikan Sarjana diperoleh di Universitas Andalas dan Magister Sains dalam bidang Ilmu Adminsitrasi di Universitas Muhammadiyah Jakarta. Efri S. Bahri aktif di lembaga sosial kemanusiaan. Saat ini beliau juga berkiprah sebagai Dosen STEI SEBI, membina SMK Mitra Indonesia yang merupakan sekolah wirausaha bagi anak-anak petani serta mendirikan SDIT Cahaya Hati di Padang Pariaman Sumatera Barat. Aktivitas jurnalistik dilakoninya secara mandiri dengan menjadi kolumnis di berbagai media cetak dan online. Buku beliau yang sudah diterbitkan antara lain: Hari-Hari Mahasiswa (Tihama dan Kabisat, 2003); Pemberdayaan Masyarakat : Konsep dan Aplikasi (FAM Publishing, 2012); Zakat dan Pembangunan Sosial (2012)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bertekat Jadi Hafidz, Hidayat Belajar di Bojongkulur

19 Januari 2014   20:49 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:40 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1390139319521173560

Tekat Hidayat Nur Kholid yang dipanggil Hidayat (kan 12 th) menjadi Hafidz begitu menggelola. Beruntung Hidayat mendapatkan Beasiswa dari Yayasan Fathan Mubiina Bojongkulur guna menggapai cita-citanya. Kini ia menimba ilmu di Pesantren Tahfidz Qur’an Fathan Mubiina Bojongkulur Kecamatan Gunung Puteri Kabupaten Bogor. Hidayat mengaku bahwa ia bercita-cita untuk menjai Hafidz Qur’an. Disamping itu ia juga ingin jadi ustadz, pengen kuliah di Madinah dan ingin mengabdi di kampung halamannya di Maluku Tenggara Propinsi Maluku yang bagitu jauh. “Keberadaan anak bungsu dari lima bersaudara  ini sebagai santri di YFM Bojongkulur ini berawal dari informasi yang diperoleh dari Ust Abdurrahman Makatita”, tutur Hidayat Anak dari pasangan Kholid Ohoirenan (Ayah) dan Amna Jamlean (Ibu) ingat betul pesan Ayahnya ketika mau masuk pesantren. “Sekolah yang benar. Ingat-ingat orang tua. Menghafal yang benar”, ungkap Hidayat menirukan pesan Ayahnya yang berprofesi sebagai pedagang. “Alhamdulillah saat ini sudah hafal 8 juz, karena per hari kami setoran hafalan 1 (satu) halaman. Dan selama di sini enak. Karena banyak teman. dan bisa ngafal bareng-bareng. Cara menghafal dibaca berulang-ulang, setoran pagi pagi setelah subuh sore setelah ashar. pas lagi kurang sehat biasanya ngafalnya agak sulit. pagi sampai zuhur belajar senin sampai sabtu”, jelas Hidayat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun