Mohon tunggu...
efri s bahri
efri s bahri Mohon Tunggu... -

Efri S. Bahri, SE, Ak, M.Si, lahir di Kota Padang Sumatera Barat. Pendidikan Sarjana diperoleh di Universitas Andalas dan Magister Sains dalam bidang Ilmu Adminsitrasi di Universitas Muhammadiyah Jakarta. Efri S. Bahri aktif di lembaga sosial kemanusiaan. Saat ini beliau juga berkiprah sebagai Dosen STEI SEBI, membina SMK Mitra Indonesia yang merupakan sekolah wirausaha bagi anak-anak petani serta mendirikan SDIT Cahaya Hati di Padang Pariaman Sumatera Barat. Aktivitas jurnalistik dilakoninya secara mandiri dengan menjadi kolumnis di berbagai media cetak dan online. Buku beliau yang sudah diterbitkan antara lain: Hari-Hari Mahasiswa (Tihama dan Kabisat, 2003); Pemberdayaan Masyarakat : Konsep dan Aplikasi (FAM Publishing, 2012); Zakat dan Pembangunan Sosial (2012)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Satu Setengah Jam Bersama Katsujiro Ueno

10 Oktober 2013   09:44 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:44 3
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13813728781668768525

Pagi itu saya berangkat dari rumah mengantarkan anak-anak ke sekolah. Setelah itu saya melanjutkan perjalanan ke kantor naik bus umum. Motor saya simpan di penitipan motor. Alhamdulillah pagi itu, bus langsung ada. Dan saya pun dapat tempat duduk di bagian paling belakang. Selama perjalanan saya pun bisa istirahat. Lumayan juga dengan naik bus, saya bisa istirahat selama perjalanan menuju kantor. Sesaat mau turun dari bus saya terbangun. Saya pun mengapai handpone guna melihat mana tahu ada pesan-pesan yang penting. Benar rupanya, ada sebuah pesan yang masuk. “Asslm, pak Efri yang baik, jika ada waktu pg ini merapat ke Hotel Sahid, ada kawan sy org Jepang ingin bertemu, makasih /WL@PPWI”. Sejenak saya berpikir. Ada sms masuk tapi orangnya seperti kenal dengan saya. Maklum memang hp saya beberapa kali trouble sehingga nomor-nomor rekanan hampir semuanya hilang. Saya balik bertanya, “Maaf dg siapa nih?”. “Saya Wilson Lalengke temannya Muhammad Subhan, makasih”, jawabnya. Pikiran saya langsung tertuju jangan-jangan ini temannya Ketum FAM Indonesia, karena namanya sama. Dan memang benar. Saya coba yakinkan lagi dengan satu pertanyaan, “Muhammad Subhan dari FAM/PPWI?”. Memang benar, “Yup, benar”, jawab Wilson yang akrab dipanggil Soni sama temannya dari Jepang tadi. Saya ingin sekali untuk berjumpa dengan Pak Wilson dan temannya tadi. Sebab saya begitu penasaran dan tertarik ketika Pak Wilson mengatakan temannya dari Jepang itu ingin sekali ketemu dengan Perkumpulan Penulis. Namun, pagi itu saya harus segera datang ke kantor karena ada hal yang mesti segera saya kerjakan. Saat itu saya berpikir bagaimana caranya bisa ketemu dengan tamu dari Jepang ini. Akhirnya saya pun meluncur naik taxi ke Hotel Sahid agar bisa cepat sampai. Namun, hanya selang waktu sekitar setengah jam rupanya mereka sudah tidak di tempat lagi. Saya menelpon Pak Wilson. Lewat sms ia mengabarkan bahwa ia sudah balik ke kantor dan mungkin rekannya tadi masih di tempat. Saya pun diberi nomor kontaknya. Pesan beliau, “Coba saja telpon, beliau bisa Bahasa Indonesia”, jelas Wilson. Saya pun langsung menelepon. “Saya lagi ke toko buku. Nanti kalau mau gabung sekitar jam tiga sore. Ada Soni juga”, ungkap tamu dari Jepang yang bernama Katsujiro Ueno. Akhirnya saya balik lagi ke kantor. Saya sudah pesimis untuk bisa berjumpa beliau. Hari-hari ini agenda kerja begitu padat. Alhamdulillah sorenya saya kontak lagi. Menjelang jam tiga sore saya kirimkan pesan kepada Pak Wilson. Saya kirim sms: “Mas, sepertinya saya nggak bisa ijin jam 3 ini. Tadi belum jadi bikin janji dengan M. Ueno. Cuma pagi tadi kalau mau ikut bisa gabung jam 3. Baru agak longgar jam 5 sore”. Akhirnya sebelum jam 5 sore saya langsung meluncur ke Sahid. Alhamdulillah akhirnya bisa berjumpa dengan Mas Wilson alias Soni dan Mr. Katsujiro Ueno. Pertemuan itu adalah yang pertama kali. Namun rasanya saya sudah kenal lama dengan mereka. Masing-masing kami memperkenalkan diri dan langsung terlibat dalam diskusi ringan dan dinamis. Banyak hal yang kami bicarakan. Mr. Ueno berpesan agar ada gerakan membaca di negeri ini. “Tidak mungkin negara ini akan maju kalau generasinya tidak suka membaca”, ungkap Ueno. Ia memberikan apresiasi kepada FAM Indonesia yang telah berupaya membangun budaya membaca dan menulis khususnya di kalangan generasi muda. Bayangkan di usianya yang sudah 74 tahun ia begitu bersemangat untuk memberikan motivasi kepada generasi muda Indonesia. Terima kasih kepada Ketum FAM Indonesia Muhammad Subhan atas rekomendasinya untuk ketemu dengan Mr. Ueno dan Mas Soni. Foto: Efri S. Bahri bersama Wilson Lalengke (Ketum PPWI Pusat) dan Mr. Katsujiro Ueno (Sekjen Perkumpulan Persahabatan Indonesia Tochigi [PPIT]).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun