Kemaren,
Kau merayuku membuka lembaran kisah lama kita,
yang sebenarnya tak seberapa.
Mengajakku menyusuri jalan setapak yang pernah kita lalui,
sambil bergayut di lengan kiriku, kau bercerita ;
Udaaa....
di pertigaan ini, kita sering berpapasan,
aku selalu mencuri pandang senyum nakalmu.
diam-diam kumasukkan potret senyum itu
dalam album usang,
kusimpan pada kisi-kisi hati yang paling dalam,
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!