Mohon tunggu...
Efri Fauzan
Efri Fauzan Mohon Tunggu... wiraswasta -

Saya orang yang nyaris biasa-biasa saja dan punya istri dan anak-anak yang " luar biasa". Tapi ibu saya bilang saya ini " limited edition" karena dari tiga bersaudara saya sendiri yang laki-laki.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tahukah Anda Generasi Yang Merasa Bahagia Sekaligus Menyedihkan ?

18 Mei 2016   00:06 Diperbarui: 18 Mei 2016   21:47 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kita yang terlahir pada generasi  70 an……

Kita yang lahir di era tahun 70 an, adalah generasi yang layak disebut generasi paling bahagia, karena kitalah generasi yang mengalami lompatan teknologi mengejutkan di abad ini dalam kondisi usia prima yang sewaktu itu disebut Y 2 K, seperti momok yang menakutkan bahkan digambarkan sebagai akhir zaman perdaban manusia. Generasi kitalah yang banyak mengalami kisruh ekonomi, pemerintahan dan perubahannya juga merasakan banyaknya pergantian Presiden RI.

Masa Remaja

Kitalah generasi terakhir yang pernah mempunyai kelompok / geng sebagai rumah kedua. Kitalah generasi yang berjanji cukup dengan hati, tanpa telpon/sms tapi selalu bisa kumpul bersama menikmati indahnya masa remaja. Kalau dulu kita harus bertemu untuk terbahak bersama. Kini kita pun masih tetap bisa ber ''wkwkwkwk'' Di grup Medsos bertemu didunia maya. Kitalah generasi terakhir yang pernah menikmati lancarnya jalan raya tanpa macet dimana-mana. Menikmati kebersamaan pergi dan pulang sekolah di angkot dengan musik yang menggelegar. Juga bersepeda motor menikmati segarnya angin jalan raya tanpa helm di kepala, bahkan menguasai jalanan bezig-zag ria. Kitalah generasi terakhir yang pernah merasakan nikmatnya nonton tv dengan senang hati tanpa diganggu rebutan remote untuk pindah chanel sana sini. Kitalah generasi terakhir yang pernah begitu mengharapkan datangnya pak pos menyampaikan surat dari sahabat atau kekasih hati dengan kertas yang wangi semerbak. Kitalah generasi terakhir yang merekam lagu dari radio dengan tape recorder kita. Kitalah generasi terakhir yang pernah menikmati riuhnya suara mesin ketik dengan metode kekinian dizaman itu dikenal dengan “mengetik 10 jari” dan menjamurnya tempat kursus mengetik 10 jari…. Bahkan saat ini jari kita masih lincah menggunakan keyboard PC dan laptop untuk bekerja (merasa hebat).

Masa kanak-kanak

Kitalah generasi dengan masa kanak-kanak bertubuh lebih sehat dari anak masa kini karena lompat tali, loncat tinggi, petak umpet, layang-layang adalah permainan yang tiap hari akrab dg kita. Kitalah generasi yang menikmati permainan monopoli/halma/ular tangga bersama keluarga maupun dengan teman sepermainan. Kitalah generasi cerdas yang mampu menghapal dari Pancasila sampai pembukaan UUD45 berikut pasal-pasalnya, tanpa mengharap menjadi duta apalah-apalah gitu. Kitalah generasi yang rajin membaca novel anak dan Komik sampai bela-belain untuk sewa dipenyewaan bahkan menabung untuk mengoleksinya. Kitalah generasi yang pergi kesekolah tidak dibebani tas punggung yang beratnya lebih dari 10 kg. Kitalah generasi terakhir menikmati hukuman bediri satu kaki di depan kelas dengan kedua tangan bersilang menjewer telinga dan merasakan sentuhan penggaris/mistar kayu pada ujung kuku mungil semasa kita SD jika kuku tangan kotor dan panjang, akan tetapi sekaligus memberi rasa nyaman seorang guru menegakkan kedisiplinan dan kebersihan tanpa takut dilaporkan oleh wali murid ke KOMNAS Perlindungan Anak. Sekaligus saat ini jari kita masih tetap lincah googling untuk membantu mengerjakan PR pelajaran SD anak-anak kita (merasa bodoh).

Kita mungkin bukan generasi terbaik namun kita adalah anak zaman yang sangat merasa bahagia di masanya. Kita adalah generasi yang patuh & takut kepada orang tua dan guru meskipun sembunyi-sembunyi nakal & melawan tapi kita adalah Generasi Pendobrak Perubahan. Akan tetapi kenangan akan perubahan ini bisa jadi awal sebuah generasi yang tidak layak untuk dibanggakan, karena pada generasi kitalah titik balik kemuduran mental dan sepiritual dengan banyaknya generasi kita yang menjadi pemeran utama dalam maraknya pelanggaran hukum yang kebablasan terhadap Korupsi dan gempuran Narkoba (merasa malu). (efthaib#170516)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun