Mohon tunggu...
Efrem Siregar
Efrem Siregar Mohon Tunggu... Jurnalis - Tu es magique

Peminat topik internasional. Pengelola FP Paris Saint Germain Media Twitter: @efremsiregar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mawar Merah

24 Juni 2016   16:42 Diperbarui: 24 Juni 2016   16:45 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mawar merah yang sedia kala kusediakan
akan kuberikan suatu saat
sedang kupandang
sebab duri membuat jari berliur merah

Pada nasihat saudara, itu menegur
adakah aku boleh memberi pada yang lain?
aku telah menaruhnya benar-benar
dalam gelap yang teramat
yang selalu dilupakan oleh zaman

Ada seorang Putri
lalu melati
apakah yang hendak?
merayu seduh terhadapku, gadis itu, di antara kedua tangan
ada kelopak menyiram rasa
dan wewangian

Dermaga yang sepi, aku sedang menanti-nanti ke atas langit
kelihatan tenang, mengantar para nelayan
sama seperti hari-hari lalu

aku ingin menyampaikan padamu
mawar yang merah
bahwa masih terjaga
Bila suatu saat dia akan layu
Aku hendak mengkhianati waktu, tidak menunggunya

Dan dia seperti itu, sangat jauh
berlalulah angin
mana kau datang
sampai layu, bau meracun
Aku akan melepasnya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun